Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 27 Maret 2025 | 15:15 WIB
Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International
Ilustrasi pengelolaan sampah. (dok.Magalarva)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu sampah masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup mencatat timbunan sampah nasional pada 2024 mencapai 32 juta ton, dengan 40,33 persen atau sekitar 12,9 juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik.

Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, yakni 14,73 juta ton per tahun menurut laporan UNEP Food Waste Index 2024.

Menyadari hal tersebut, Bank DBS Indonesia mempertegas komitmennya terhadap keberlanjutan, bertepatan dengan momentum Earth Hour (22 Maret) dan Zero Waste Day (30 Maret).

Salah satu perwujudan komitmen ini dilakukan dengan memberikan hibah kepada perusahaan berdampak sosial (social enterprises) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, seperti Magalarva.

Magalarva, perusahaan berdampak sosial yang mendapat hibah dari DBS Foundation Grant Program 2023, berkomitmen mengeliminasi sampah makanan dan membangun ekosistem berkelanjutan bagi petani melalui pakan hewan berbasis serangga.

Di tengah dominasi solusi yang lebih banyak berfokus pada sampah non-organik, Magalarva menangani masalah sampah makanan —yang menyumbang lebih dari 50 persen total sampah di Indonesia— dengan mengolah limbah organik menggunakan Black Soldier Fly (BSF) untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi.

Pada 2023, Magalarva mendapat hibah dari DBS Foundation untuk mengembangkan bisnis dan mengolah lebih banyak sampah organik. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan efisiensi pengumpulan sampah dengan menerapkan sistem pemilahan yang lebih rapi dan efektif, sehingga semakin banyak limbah yang bisa didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.

“Saat pertama kali memulai, kami melihat betapa banyak limbah makanan yang terbuang begitu saja karena tidak terpilah dengan baik. Dengan membangun sistem yang lebih efektif dan melibatkan lebih banyak mitra, kami mulai melihat perubahan. Sampah yang dulu dianggap tidak bernilai kini bisa menjadi solusi bagi lingkungan dan sumber daya bagi industri," kata Founder & CEO Magalarva Rendria Labde.

Memulai operasinya dengan kapasitas pengolahan hanya 60 kg sampah per hari, yang kemudian terus bertambah menjadi 6 ton per hari, kini kapasitasnya meningkat menjadi 10 ton per hari sejak menerima hibah dari DBS Foundation.

Baca Juga: Keseruan Voluntrip Ramadhan: "GELORA" Teman Berjalan di Kampung Piyungan

Pada tahun 2024, Magalarva berhasil menembus pasar internasional dengan mengekspor 14 ton produk pakan ke Amerika Serikat. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa solusi berbasis keberlanjutan tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI