Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud dana wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.
Mengutip NU Online, lafal takbir yang sering dibaca oleh masyarakat adalh sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.
Imam An-Nawawi menyebutkan tiga sifat takbir yang dibaca berturut-turut seperti dikutip dari Imam As-Syafi‘i dan ulama syafiiyah:
صفة التكبير المستحبة الله اكبر الله اكبر الله اكبر هذا هو المشهور من نصوص الشافعي في الام والمختصر وغيرهما وبه قطع الاصحاب
Artinya: Sifat takbir yang dianjurkan, “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.” Ini (takbir 3 kali) yang masyhur dari nash Imam As-Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, Al-Mukhtashar, dan selain keduanya. Sifat ini yang dipegang ulama ashab (Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab).
Hukum Membaca Takbir di Malam Idul Fitri
Menurut perspektif hukum Islam, membaca bacaan takbir pada malam Idul Fitri mempunyai dasar yang kuat dan dianjurkan. Adapun amalan ini dapat dinilai sebagai bentuk syiar agama yang mengagungkan kebesaran Allah SWT serta ungkapan rasa syukur atas nikmat ibadah yang sudah dijalankan, terutama ibadah puasa Ramadhan.
Baca Juga: Benarkah Sholat Idul Fitri di Lapangan Lebih Istimewa? Ini Penjelasannya
Anjuran mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri sendiri didasarkan pada firman Allah SWT dalam potongan ayat Al Quran di surat Al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi: