Imam Masjid di AS Ajak Jamaah Push-Up sambil Dzikir setelah Salat Tarawih, Bagaimana Hukumnya?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 26 Maret 2025 | 11:50 WIB
Imam Masjid di AS Ajak Jamaah Push-Up sambil Dzikir setelah Salat Tarawih, Bagaimana Hukumnya?
Ilustrasi dzikir. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Syekh Ismet Akcin, imam di Masjid Baltimore, AS, dikenal tidak hanya sebagai pemimpin ibadah tetapi juga sebagai sosok yang sangat menjaga kebugaran. Ia rutin melakukan ratusan push-up, latihan tinju, sit-up, dan berlari empat mil setiap sore.

"Setiap hari, minimal aku melakukan 200 kali push up, kadang bisa sampai 500. Tidak banyak, aku pria tua," ujarnya, dalam unggahan di akun Instagram resmi @islamicsocietyofbaltimore, dikutip Rabu (26/3/2025).

Menurutnya, menjaga kebugaran fisik adalah bagian dari gaya hidup yang sejalan dengan prinsip Islam. Uniknya, selama bulan suci Ramadan, kebiasaan olahraga ia galakkan kepada para jamaah. Setelah salat tarawih, ia akan mengajak jamaah untuk melakukan push-up sembari berdzikir.

Ia menekankan bahwa kebugaran fisik dengan mengingat Allah adalah sesuatu yang diperbolehkan, asalkan tidak dilakukan ketika sedang sholat.

"Adalah sunnah bagi kita para muslim untuk olahraga tiap hari, kalau sehari melewatkan olahraga aku merasa sedih dan payah," bebernya.

Namun ia juga menegaskan bahwa sebaiknya olahraga dilakukan selepas Subuh.

Konten tersebut langsung dibanjiri beragam komentar dari netizen. Tindakannya mendapat banyak apresiasi atas pendekatan uniknya dalam menggabungkan ibadah dan kebugaran.

Banyak yang menilai bahwa Syekh Ismet Akcin mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat dengan baik.

Berdzikir sambil Beraktivitas

Dalam ajaran Islam, dzikir merupakan amalan yang memiliki nilai tinggi, sebagaimana diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Dzikir adalah cara seorang Muslim mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyebut nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, serta mengungkapkan pujian kepada-Nya.

Baca Juga: Doa dan Dzikir Pagi Pembuka Rezeki: Amalan yang Membawa Keberkahan

Selain memiliki manfaat spiritual, dzikir juga memberikan ketenangan psikologis dan mempererat hubungan seorang Muslim dengan Tuhannya. Dengan berdzikir, seseorang dapat merasa lebih dekat dengan Allah dan terbebas dari kesibukan dunia yang sering kali melalaikan hati dari mengingat Allah SWT.

Dzikir yang dilakukan secara rutin juga membantu menyucikan hati serta mengurangi stres dan kecemasan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28:

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Bacaan Dzikir Bulan Rajab, Jangan Lewatkan Keutamaannya (Freepik)
Ilustrasi dzikir. (Freepik)

Melansir dari laman NU Online, Islam mengajarkan bahwa dzikir bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti dzikir hati, dzikir lisan, atau melalui gerakan tubuh. Bahkan, dalam Surah Ali Imran ayat 191, disebutkan bahwa dzikir dapat dilakukan dalam keadaan apa pun, baik saat berdiri, duduk, maupun berbaring.

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka."

Ibnu Jarir At Thabari dalam kitabnya berjudul kitab Jmi’ al Bayn, jilid VII, (Mekah, Dar Tarbiyah wa Turats, tt) halaman 475 menafsirkan bahwa ayat ini menganjurkan manusia untuk selalu mengingat Allah, baik saat sholat maupun dalam aktivitas sehari-hari seperti bekerja, berjalan, berbelanja, atau mengajar.

Dengan demikian, dzikir tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu, melainkan bisa menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan seorang Muslim.

Jadi bisa disimpulkan bahwa berdzikir boleh di mana saja, kapan saja, dan dalam aktifitas apa saja seperti olahraga push-up. Kendati demikian, ada beberapa aktivitas di mana berdzikir tidak diperkenankan. Disebutkan dalam kitab Tuhfatu al-Ahwadz, aktivitas tersebut adalah tatkala duduk untuk buang air kecil dan besar, juga saat bersenggama,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI