Suara.com - Konten membuat rendang sebanyak 200 kilogram oleh konten kreator Willie Salim di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (18/3/2025) berbuntut panjang.
Willie dibanjiri kecaman karena diduga sengaja membuat gimmick konten yang merusak citra masyarakat Palembang. Pasalnya 200 kilogram daging yang diolahnya menjadi rendang disebut tiba-tiba hilang saat Willie izin ke toilet di tengah proses memasak.
Masalah ini menuai respons banyak warganet, termasuk dari konten kreator kuliner Bobon Santoso. Bobon yang juga terkenal lewat konten memasak besar ini menduga kuat ada kejanggalan di konten Willie.
![Kolase foto Bobon Santoso dan Willie Salim. [Instagram/@bobonsantoso/@willie27_]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/25/60651-kolase-foto-bobon-santoso-dan-willie-salim-instagramatbobonsantosoatwillie27.jpg)
Misalnya dari segi waktu memasak yang menurutnya sudah tidak sinkron dengan tujuan konten untuk membuat makanan buka puasa.
"Dan yang kejagalannya paling, menurut kita, yang paling enggak masuk akal ya tentunya beliau ini ke WC, ke toilet," kata Bobon saat ditemui di kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (24/3/2025).
Bobon menilai ada ketidaksiapan Willie dalam membuat konten masak besar. Sayangnya persiapan yang tidak matang ini malah diduga dijadikan konten yang membuat citra masyarakat Palembang memburuk.
"Jadi mungkin ya menurut saya sih, dengan persiapan yang tidak matang itu akhirnya beliau ini mencari solusi bagaimana tetap kegiatan ini bisa menjadi sebuah konten. Jadi boleh dibilang ya memang tujuannya hanya untuk konten sih, untuk mencari views," terang Bobon.
Tak pelak, hal ini membuat sosok Bobon dan Willie jadi ramai dibandingkan, apalagi karena kini Willie juga telah dilaporkan ke polisi. Polda Sumatera Selatan menyebut sudah ada 3 laporan polisi dibuat terhadap Willie.
Beda Pendidikan Willie Salim vs Bobon Santoso
Baca Juga: Alasan Bobon Santoso Curigai Konten Willie Salim Masak Rendang Cuma Settingan

Willie Salim pernah menceritakan perjalanan pendidikannya lewat sebuah podcast. Konten kreator kelahiran Toboali, Bangka Belitung itu rupanya menghabiskan masa SD sampai SMP-nya di kampung halamannya.