Suara.com - Sebagai orang Palembang, Helmy Yahya ikut buka suara soal huru-hara konten rendang milik Willie Salim. Helmy Yahya secara terang-terangan mengaku tersinggung atas konten tersebut.
Bahkan permintaan maaf yang disampaikan Willie Salim secara langsung tidak membuat Helmy Yahya terima begitu saja. Ia sampai membuat video khusus untuk menyampaikan pandangannya.
"Pagi tadi Willie Salim sudah menemui saya. Dia sudah minta maaf tapi saya betul-betul menekankan bahwa pantas kami (masyarakat Palembang) itu tersinggung (atas konten rendang)," tutur Helmy Yahya dilansir dari Instagram pribadinya pada Selasa (25/3/2025).
"Banyak sekali orang-orang Palembang yang merasa tersinggung baik yang di sana ataupun di rantau, yang merasa tersakiti akibat video konten yang dibuat demikian tidak bertanggung jawab," kata Helmy Yahya melanjutkan.
Helmy Yahya sempat menyoroti soal pengakuan Willie Salim yang tidak melakukan persiapan dengan baik. Tapi menurutnya, hal itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan.
"Saya katakan, kamu boleh mengatakan bahwa kamu persiapan tidak matang. Nah persiapan tidak matang itu menunjukkan gagal membuat perencanaan. Gagal membuat perencanaan itu sama saja dengan merencanakan kegagalan. Itu biasa dalam sehari-hari, dalam bisnis juga," imbuh Helmy Yahya.
"Kalau kerugian (akibat kegagalan) itu diri sendiri, itu enggak papa. Tetapi ini kerugian bagi satu masyarakat besar. Masyarakat Palembang. Mau kamu katakan itu tidak sengaja, tidak settingan, tetapi menurut saya itu sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur," jelasnya.
Berikutnya, Helmy Yahya mengaku heran ketika Willie Salim memilih untuk memasak rendang yang butuh waktu lama dalam memasak. Padahal ada menu lain yang lebih cepat matangnya dan praktis, contohnya pempek dan pindang.
"Kenapa rendang yang dimasak? Kenapa tidak pindang? Kenapa tidak pempek yang lebih cepat (matangnya)? Kan ini dimasaknya habis berbuka jadi orang tidak lama nunggu," tutur Helmy Yahya heran.
Baca Juga: Mengenal SMB IV, Sultan Palembang yang Tegas Mengharamkan Willie Salim Injak Kotanya Seumur Hidup
Hal lain yang dipertanyakan oleh Helmy Yahya adalah keputusan Willie Salim meninggalkan rendang saat masih dimasak. Menurut Helmy Yahya, ini termasuk bentuk pembiaran dari Willie Salim.
"Kenapa ditinggal? Salah gitu kalau ada barang ditinggal di tengah kerumunan itu dan kemudian ada satu orang yang ngambil, yang lain ikut. Salah? Yang salah itu orang yang melakukan pembiaran. Jadi kamu (Willie Salim) ikut andil," tegas Helmy Yahya.
Terkait masalah ini, Willie Salim sudah membuat permintaan maaf yang diunggah ke media sosial. Ia pun menjelaskan semuanya dari sudut pandangnya sebagai pemilik konten.
Sejarah Pempek Palembang
Menjadi salah satu menu khas Palembang yang diusulkan oleh Helmy Yahya, bagaimana sejarah pempek? Simak ulasan berikut ini.
Pempek mulai masuk seiring dengan kedatangan para perantau Tionghoa ke Palembang sekitar abad ke-16 Masehi saat pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II. Menurut cerita masyarakat, pempek dijual keliling kota oleh seseorang asal Tionghoa yang sering dipanggil Apek sekitar tahun 1617 M.
Apek mempunyai ide untuk memanfaatkan ikan yang melimpah, dengan mengolahnya menjadi makanan selain digoreng atau gulai. Ia lantas mengolah ikan hasil tangkapannya itu dan mencampurnya dengan tepung.
Setelah itu, Apek berkeliling menjual makanan buatannya yang saat itu masih belum memiliki nama. Ketika ada yang membeli, mereka memanggil ujung namanya saja, yakni "pek..pek" hingga menjadi asal mula pempek.
Pempek sendiri merupakan adaptasi dari ngo hiang dan kekkian, yang sama-sama olahan dari ikan. Namun, alih-alih disajikan dalam sup atau sekadar digoreng, pempek disantap dengan cuko, saus asam, manis, dan pedas.