Komentar tersebut mencerminkan kekecewaan warga yang berharap pemerintah lebih fokus dalam menangani permasalahan yang lebih mendesak, seperti infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, dan bencana alam, ketimbang mempublikasikan kehidupan pribadi pejabat di akun resmi pemerintah.
Sahur Mewah di Tengah Kesulitan Warga
Selain masalah penggunaan akun pemkab, banyak netizen juga menyoroti kemewahan yang terlihat dalam acara sahur tersebut. Netizen menilai bahwa di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan bencana yang masih melanda beberapa wilayah, unggahan ini terasa kurang sensitif.
"Masih mending ada kreativitas, dibuat sederhana. Menu ala kadar walau nanti dihujat settingan segala macam. Lalu ada pesan, niati sahur semata ibadah. Walau kita mampu sekalipun, sederhanalah. Karena banyak saudara kita yang saat ini sedang kesusahan. Ingat loh, daerah kita baru tertimpa musibah," tambah @ria****.
Komentar ini menggarisbawahi harapan agar pejabat lebih peka terhadap kondisi masyarakat yang sedang kesulitan, terutama saat bulan Ramadan yang seharusnya menjadi momen berbagi dengan mereka yang kurang mampu.
Bupati Pekalongan dalam Sorotan: Prestasi atau Sensasi?
Tidak hanya soal kemewahan, beberapa netizen bahkan mempertanyakan apakah ini merupakan pencapaian terbesar Pemkab Pekalongan yang layak dibanggakan.
Salah satu komentar bernada satir datang dari akun @riz**** yang menulis, "Wah ini prestasi tertinggi ya pemerintah Kabupaten Pekalongan, bisa masuk tipi nasional. Saking nggak ada prestasi lainnya."
Komentar ini menyindir bahwa alih-alih fokus pada pencapaian pembangunan dan kebijakan yang berdampak bagi masyarakat, Pemkab justru lebih menonjolkan aspek personal yang kurang relevan bagi kepentingan publik.
Baca Juga: Viral Surat Mengaku dari Polisi Minta 'Jatah Lebaran' ke Warga, Polri Langsung Selidiki
Kontroversi ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah bahwa akun resmi pemerintah seharusnya memiliki batasan yang jelas antara kepentingan publik dan personal.