Mengenal SMB IV, Sultan Palembang yang Tegas Mengharamkan Willie Salim Injak Kotanya Seumur Hidup

Selasa, 25 Maret 2025 | 13:38 WIB
Mengenal SMB IV, Sultan Palembang yang Tegas Mengharamkan Willie Salim Injak Kotanya Seumur Hidup
Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja yang Haramkan Willie Salim ke Palembang (TikTok/Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Sultan Mahmud Badaruddin IV (SMB IV) Raden Muhammad Fauwaz Diradja mendadak menjadi sorotan setelah ia mengeluarkan pernyataan tegas terkait insiden hilangnya 200 kg rendang yang dimasak oleh konten kreator Willie Salim di Palembang

Peristiwa yang semula bertujuan sebagai aksi sosial berbagi makanan ini justru berujung pada kericuhan, hingga akhirnya SMB IV mengutuk dan mengharamkan kedatangan Willie Salim ke Palembang seumur hidup.

Namun, siapakah sebenarnya Sultan Mahmud Badaruddin IV ini?

Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja adalah pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam yang dinobatkan pada 3 Maret 2010 dalam acara adat Milad Kesultanan Palembang Darussalam.

Ia merupakan penerus dari ayahandanya, Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja, Kombes Pol (Purn) Drs. Raden Muhammad Sjaefei Diradja, SH.

Sebagai pemimpin kesultanan, SMB IV memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai budaya, kehormatan, serta warisan leluhur masyarakat Palembang. Dalam banyak kesempatan, ia menegaskan pentingnya budaya semon (rasa malu) yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Palembang.

Oleh karena itu, kejadian yang melibatkan Willie Salim dianggap mencoreng nilai-nilai tersebut, sehingga SMB IV merasa perlu mengambil tindakan tegas.

Latar Belakang Pendidikan dan Karier

Lahir di Sumedang pada 20 Desember 1981, SMB IV menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Bandung sebelum melanjutkan ke Universitas Sriwijaya Palembang, tempat ia mengambil studi hukum internasional.

Baca Juga: Tak Kapok Insiden Masak Rendang di Palembang Panen Kritik, Willie Salim Siap Buat Konten Masak Lagi

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran Bandung untuk meraih gelar magister kenotariatan. Di luar perannya sebagai Sultan, SMB IV memiliki profesi sebagai notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Kota Palembang.

Sultan Palembang ini juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Palembang dan aktif dalam berbagai organisasi hukum dan kebudayaan, seperti Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN). 

Selain itu, ia turut berperan dalam dunia akademik sebagai dosen luar biasa di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

Sikap Tegas terhadap Kasus Willie Salim

Insiden yang melibatkan Willie Salim terjadi ketika sang kreator mencoba membuat konten berbagi makanan dengan memasak rendang dalam jumlah besar di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Namun, sebelum rendang selesai dimasak, ratusan warga langsung berebut mengambil daging yang masih setengah matang.

Meskipun ada 20 petugas keamanan yang berjaga, mereka tidak mampu mengendalikan ribuan warga yang memperebutkan makanan tersebut. Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial, menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. 

Beberapa pihak menilai insiden ini sebagai kesalahan dalam manajemen acara, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ketidakdisiplinan masyarakat.

Namun, bagi SMB IV, kejadian ini bukan sekadar insiden biasa. Ia menilai bahwa aksi tersebut merusak citra Palembang dan mencoreng budaya lokal. Dalam pernyataannya yang tegas, SMB IV mengatakan,

"Jika Willie tidak memenuhi tuntutan kami, kami akan mengutuk Willie dan mengharamkannya datang ke wilayah kami sepanjang hidupnya," kata dia.

Pernyataan ini menegaskan bahwa SMB IV tidak main-main dalam menjaga kehormatan daerahnya. Sebagai pemimpin kesultanan, ia melihat insiden ini sebagai bentuk kelalaian yang tidak dapat ditoleransi, terutama karena menciptakan kesan negatif terhadap warga Palembang.

Sebagai pemimpin kesultanan, SMB IV memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga warisan budaya Palembang. Ia aktif dalam berbagai organisasi kebudayaan dan hukum, termasuk sebagai pembina di Ikatan Guru Sejarah Indonesia (IGSI).

Perannya tidak hanya sebatas menjaga adat istiadat, tetapi juga memastikan bahwa Palembang tetap dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan sosial.

Insiden rendang yang terjadi dengan Willie Salim mungkin hanya satu dari sekian banyak tantangan yang dihadapi SMB IV sebagai Sultan. Namun, reaksinya menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang tidak ragu untuk mengambil tindakan demi menjaga martabat dan budaya daerahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI