Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi

Senin, 24 Maret 2025 | 15:51 WIB
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
Sejumlah tradisi budaya saat lebaran banyak dihelat di Banyuwangi, Jawa Timur. (Kolase Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang libur Lebaran sejumlah masyarakat bersiap untuk merayakan kemenangannya setelah 30 hari berpuasa di Bulan Ramadan.

Tak sedikit daerah-daerah yang memiliki berbagai tradisi yang mereka lakukan menyambut lebaran setiap tahunnya

Banyuwangi, Jawa Timur salah satunya. Daerah yang kuat dengan kebudayaan dan seninya ini menyimpan sejumlah tradisi yang perlu Anda ketahui, berikut ulasannya.

1. Puter Kayun

Tradisi dengan mengelilingi wilayah desa menggunakan delman yang dinamain Puter Kayun di Desa Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur. (Instagram)
Tradisi dengan mengelilingi wilayah desa menggunakan delman yang dinamain Puter Kayun di Desa Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur. (Instagram)

Tradisi Puter Kayun sendiri pertama kali muncul di desa Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi.

Tradisi ini sendiri adalah ritual untuk menepati janji Boyolangu ke leluhur mereka yang sudah berjasa memberikan jalan mulus di kawasan Banyuwangi utara.

Mereka melakukannya dengan menaiki delman hias dari Boyolangu ke Watu Dodol.

Tradisi ini biasa digelar di hari kesepuluh Bulan Syawal. Mengingat tradisi ini melekat dengan kebudayaan, kegiatan dilakukan bersama pemerintah setempat.

2. Barong Ider Bumi

Baca Juga: Ceriakan Momen Idulfitri, Pertamina Bagikan THR kepada Anak-Anak

Tradisi lebaran di Banyuwangi salah satunya dilakukan dengan menghelat Barong Ider Bumi. (Twitter)
Tradisi lebaran di Banyuwangi salah satunya dilakukan dengan menghelat Barong Ider Bumi. Tradisi ini dilakukan dengan mengarak barong berkeliling desa mengikuti empat penjuru mata angin yang diiringi nyanyian macapat Jawa. (Twitter)

Tradisi Barong Ider Bumi dimaksudkan untuk tolak bala yang dilakukan Suku Osing yang ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI