Sejarah Muhammadiyah: Masuk Daftar Organisasi Keagamaan Terkaya di Dunia

Ruth Meliana Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 14:00 WIB
Sejarah Muhammadiyah: Masuk Daftar Organisasi Keagamaan Terkaya di Dunia
ilustrasi Muhammadiyah (dok. muhammadiyah.or.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Muhammadiyah menjadi trending topic pada Senin (24/3/2025). Hal ini berkat keberhasilan Muhammadiyah masuk ke dalam daftar organisasi keagamaan paling kaya di dunia.

Berdasarkan data Seasia Stats, Muhammadiyah menduduki peringkat ke-4 dalam daftar organisasi keagamaan terkaya di dunia. Kekayaan Muhammadiyah ditaksir menembus Rp454,24 triliun.

Berikut 10 organisasi keagamaan terkayat di dunia versi Seasia Stats:

  1. The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (Amerika Serikat): Rp4.305 triliun.
  2. Catholic Church in Germany (Jerman): Rp767-4.315 triliun
  3. Tirumala Tirupati Devasthanams (India): Rp505,41 triliun
  4. Muhammadiyah (Indonesia): Rp454,24 triliun
  5. Catholic Church in Australia (Australia): Rp377,72 triliun
  6. Catholic Church in France (Prancis): Rp373,66 triliun
  7. Seventh-day Adventist Church (Amerika Serikat): Rp253,44 triliun
  8. Church of England (Inggris): Rp224,84 triliun
  9. Church of Sweden (Swedia): Rp185,37 triliun
  10. Trinity Church (Amerika Serikat): Rp97,48 triliun

Pencapaian itu tidak mengherankan, mengingat sejarah Muhammadiyah yang panjang dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah juga selalu aktif berinovasi di bidang pendidikan, sosial, dan teknologi.

Sejarah Muhammadiyah

ilustrasi KH. Ahmad Dahlan (dok. muhammadiyah.or.id)
ilustrasi KH. Ahmad Dahlan (dok. muhammadiyah.or.id)

Muhammadiyah didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H, atau tanggal 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah awalnya dimulai dari sekolah rakyat yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 1912, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Sekolah rakyat ini menggelar proses belajar-mengajar pertama kali di kamar tamu rumah KH. Ahmad Dahlan. Kala itu, baru ada 9 santri yang menjadi murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Fasilitas pun masih seadanya, yaitu 3 meja dan 3 kursi panjang, serta satu papan tulis.

KH. Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah tanpa bantuan dan sumbangan dana orang lain. Beliau hanya mengandalkan harta bendanya. Harapannya satu: mewujudkan lembaga pendidikan Islam modern.

Seiiring berjalannya waktu, KH. Ahmad Dahlan mulai didorong untuk membentuk organisasi demi menjaga keberlanjutan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Organisasi ini sekarang dikenal dengan nama Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlan memegang asa agar anggota Muhammadiyah bisa meneladani Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Mualafnya Steven Wongso Tuai Pro Kontra, Bolehkah Masuk Islam Hanya karena Ingin Menikah?

Dalam masa penjajahan, pergerakan Muhammadiyah sempat dibatasi oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Beruntung semua berubah saat Kongres Boedi Oetomo pada 1917.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI