Suara.com - Akseyna terpantau menjadi trending topic di X pada Minggu (23/3/2025). Warganet ramai membicarakan kasus kematian Akseyna Ahad Dori, di mana dalam beberapa hari lagi akan berusia satu dekade, serta berpotensi ditutup.
Awalnya, Aksesyna diduga bunuh diri. Namun, kasusnya berubah menjadi dugaan pembunuhan karena banyak kejanggalan yang ditemukan. Hingg detik ini, penyebab kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini masih belum terungkap.
Seperti apa detail kasus Akseyna Ahad Dori yang kini kembali trending? Intip profil, kronologi kematian, dan upadet kasus Akseyna.
Profil Akseyna Ahad Dori
Akseyna Ahad Dori merupakan seorang mahasiswa asal Yogyakarta berusia 18 tahun. Saat kematiannya, ia sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia angkatan 2013.
Pemuda yang akrab disapa Ace ini merupakan salah satu mahasiswa berprestasi. Ia pernah mengikuti ajang Olimpiade Biologi tingkat nasional yang diadakan oleh Pertamina. Kala itu, ia menang di tingkat regional atau daerah, dan gagal menembus nasional.
Sejak kekalahannya itu, sosok Ace dikabarkan murung dan kepribadiannya berubah drastis. Kepala Departemen Biologi FMIPA UI, Yasman mengatakan, Indeks Prestasi (IPK) Ace cenderung menurun, serta tidak mencapai angka 3, alias hanya sekitar 2,5.
Kronologi Kematian Akseyna Ahad Dori

Awalnya, kematian Akseyna disebut akibat kasus bunuh diri. Namun dalam penyelidikan, polisi menemukan banyak kejanggalan. Salah satunya surat wasiat yang ternyata tidak seutuhnya ditulis oleh Akseyna. Penemuan ini membuat kasus Akseyna berubah menjadi kasus pembunuhan.
Baca Juga: Sepupu Dimutilasi, Marcellino Taruh Tubuh Jefry ke Freezer usai Dipotong 8 Bagian Pakai Gergaji
Pada 21 Maret 2015, Ace menghubungi sang ibu yang berada di Jogja. Ia membahas tentang rencananya membeli sepeda sebagai alat transportasi dari kos ke kampus.
Empat hari berselang, tepatnya pada 25 Maret 2015, ibu Ace menghubungi sang anak untuk menanyakan kelanjutan rencana membeli sepeda. Namun, Ace sama sekali tidak menjawab. Ibunya pun berpikir mungkin Ace sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.
Kamis, 26 Maret 2015, UI digegerkan dengan penemuan mayat tanpa identitas yang mengambang di danau Kenanga UI. Mayat itu ditemukan mengenakan ransel yang berisi batu dengan berat 14 kg. Setelah diperiksa, jasad itu diduga tewas karena bunuh diri dan dinyatakan sudah meninggal sejak 24 Maret 2015.
Pada 29 Maret 2015, om dan tante Ace mendatangi kos keponakan untuk memeriksa keadaannya. Namun mereka tidak menemukan keberadaan Ace. Mereka juga sudah berusaha meminta akses kepada pemilik kos untuk masuk kamar Ace, tetapi ditolak.
Malam hari masih di tanggal 29 Maret 2015 sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba ponsel Ace aktif kembali. Hal ini membuat SMS dari sang ibu yang sempat pending berubah status menjadi terkirim. Ibunya pun segera menelponnya.
Tak disangka, ada sosok yang mengangkat telepon, tetapi bukan Ace. Dia adalah Jibril, teman Ace, yang mengaku sedang berada di kamar Ace.
Jibril rupanya berusaha mencari Ace. Ia akhirnya bisa masuk ke kamar Ace karena diberikan akses masuk oleh pemilik kos. Hal ini tentu memicu tanda tanya, mengingat om dan tante Ace tidak diberikan akses untuk masuk ke kamar keponakan.
Usut punya usut, Jibril ternyata menginap di kamar Ace pada malam tersebut. Ia dan Ace cukup dekat, sehingga sering pergi dan menginap bersama.
Pada 30 Maret 2015, ayah Ace berangkat ke Jakarta untuk mencari informasi keberadaan anaknya. Ia mendatangi jurusan Biologi FMIPA UI. Di sana, ia bertemu dengan dua dosen pengajar dan dua orang teman Ace.
Salah satu teman Ace memberitahukan tentang penemuan surat di kos Ace. Surat itu membuat mayat tanpa identitas yang ditemukan berhasil diidentifikasi polisi sebagai Akseyna Ahad Dori. Kala itu, Akseyna diduga bunuh diri akibat depresi.
"Will not return for eternity, please don't search for existence. my apologies for everything (tak akan kembali untuk selamanya, tolong jangan mencari keberadaan. maafku untuk semuanya)," demikian isi surat tersebut.
Penggunaan bahasa Inggris dalam surat itu tidak beraturan. Hal ini memicu kejanggalan. Pasalnya, Ace memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat baik. Ia pernah mendapatkan score TOEFL tinggi, sehingga tidak mungkin menulis bahasa Inggris dengan tidak benar.
Kejanggalan lain adalah ditemukan air di dalam paru-parunya, yang artinya Ace tenggelam dalam keadaan bernapas. Pihak kepolisian menyatakan bahwa Ace tewas dibunuh. Menurut polisi, Ace diseret dalam keadaan tidak sadarkan diri dan dibuang ke Danau Kenanga.
Ada dua bukti kuat bahwa Ace tak sadarkan diri saat tenggelam. Pertama, ditemukan adanya kerusakan di ujung belakang sepatunya akibat diseret dalam kondisi tak sadarkan diri. Kedua, ada luka di bagian bibir, telinga, dan kepala yang diduga akibat penganiayaan.
Update Kasus Akseyna Ahad Dori
![[Twitter/dok.Mardoto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/11/14/85713-akun-twitter-akseyna.jpg)
Tiga bulan usai kematiannya, akun Twitter Ace mengunggah sebuah cuitan bernada mengancam. Pada 3 Juli 2015, akun ini berkicau dengan bunyi singkat, 'test'. Seminggu kemudian pada 10 Juli 2015, akun ini kembali mencuitkan kalimat, "Saya sahabatnya Ace -R-."
Hingga pada 11 Juli 2015 pukul 16.33 WIB, akun ini kembali mengunggah cuitan berisi "Saya janji akan balas semua perbuatan kalian terhadap Ace, saya akan belajar menjadi 'kalian' dan tentunya melakukan hal yang sama dengan cara saya sendiri, camkan! -R-."
Dua tahun usai kematiannya, akun Twitter Ace kembali aktif. Ada sebuah unggahan pada Selasa (14/11/2017) pukul 03.04 WIB dini hari. Orang tua Ace tentu kaget, apalagi mendadak unggahan tersebut hilang. Beruntung mereka sempat meng-capture postingan tersebut.
Pada 2016, polisi sempat menemui titik terang. Mereka berhasil menetapkan 'potential suspect' yang ternyata merupakan orang terdekat dengan lingkungan sehari-hari Ace. Ada satu orang yang diduga kuat sebagai pelaku, namun polisi hanya memiliki satu barang bukti. Tidak diketahui siapa orang tersebut karena polisi tidak mengungkapkannya.
Kabarnya, kasus ini akan segera ditutup beberapa hari lagi, tepatnya pada tanggal 26 Maret 2025, yang menandai satu dekade kasus ini.
Komentar Warganet
Beberapa warganet mengingat kembali kasus kematian Akseyna. Mereka mencoba mengangkat kasus ini ke permukaan agar semakin banyak orang yang peduli. Harapannya satu: Ace mendapatkan keadilan dan pelaku pembunuhan ditemukan.
"Pelakunya beneran orang sepenting itu ya? Kasian banget Akseyna enggak bisa mendapat keadilannya. Semoga tenang di sana ya. Nanti di akhirat Akseyna yang bakal menang," harap warganet.
"Sakit banget liat kabar Akseyna yang belum juga nemu titik terang padahal udah 10 tahun, sedangkan pelaku masih bebas di luar sana sungguh enggak adil buat korban dan keluarga. Pihak kampus malah sibuk ngurus disertasi satu tahun itu," komentar warganet.
"4 hari lagi menuju satu dekade Akseyna, di mana lembaran akan ditutup," cuit pengguna Twitter lainnya.
Kontributor : Rizky Melinda