Indonesia Gebrak HK FILMART 2025: 5 Fakta yang Bikin Bangga Industri Film Nasional

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 22 Maret 2025 | 21:17 WIB
Indonesia Gebrak HK FILMART 2025: 5 Fakta yang Bikin Bangga Industri Film Nasional
Ilustrasi film Indonesia. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indonesia Pavilion tidak hanya menampilkan konten unggulan, tetapi juga mengadakan sesi Business Meeting & Networking pada 17-20 Maret 2025. Agenda ini mempertemukan eksibitor dengan calon investor dan mitra produksi untuk menjual konten siap edar serta menjajaki proyek kolaborasi dan co-production.

Dengan adanya pertemuan bisnis ini, diharapkan industri film Indonesia dapat memperoleh dukungan finansial dan distribusi yang lebih luas, sehingga film-film nasional bisa lebih mudah tayang di berbagai platform internasional.

4. Seminar Bertema Kolaborasi Global

Selain sesi bisnis, HK FILMART 2025 juga menghadirkan seminar bertajuk “Boosting Connection: Indonesia’s BioCultural Diversity Fuels Creative Global Partnerships” pada 19 Maret 2025. Seminar ini akan membahas bagaimana keberagaman budaya dan kekayaan alam Indonesia dapat menjadi nilai jual utama dalam kerja sama kreatif global.

Pembicara dari dalam dan luar negeri akan berbagi wawasan mengenai tren industri film, strategi pemasaran internasional, serta pentingnya co-production dalam memperluas jangkauan pasar.

5. Film Indonesia Berjaya di Kancah Global

Dalam dua tahun terakhir, sebanyak 36 film Indonesia berhasil masuk ke festival film bergengsi seperti Venice, Berlinale, Tokyo, Rotterdam, dan Busan. Salah satu pencapaian terbaru adalah film produksi Maxstream Studios, Little Rebels Cinema Club, yang melakukan debut internasionalnya di 75th Berlin International Film Festival (Berlinale) setelah pemutaran perdananya di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada Desember 2024. Film ini mendapatkan perhatian khusus karena mengangkat tema sosial yang relevan dengan audiens global.

Selain itu, tiga proyek film Indonesia turut berpartisipasi dalam Hong Kong Asia Film Financing Forum (HAF) 2025 dan HKIFF Industry Project Market 2025, yaitu Pangku (On Your Lap) serta dua proyek dari Jakarta Film Week, First Breath After Coma dan Fly. Partisipasi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen film internasional, tetapi juga pemain aktif dalam industri perfilman dunia.

Dengan kehadiran Indonesia Pavilion di HK FILMART 2025, industri film Indonesia semakin mengukuhkan eksistensinya di panggung global. Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi sineas tanah air untuk terus berkembang dan berinovasi. Selain itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku industri, menjadi kunci dalam mendorong film Indonesia agar lebih dikenal dan diapresiasi di kancah internasional.

Baca Juga: Dirut PFN Ifan Seventeen Telat Sidak DPR, Kompetensi Jadi Pertanyaan?

HK FILMART 2025 menjadi bukti nyata bahwa industri film Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dengan negara lain. Dengan semakin banyaknya film yang mendapatkan pengakuan dunia, Indonesia berpeluang untuk menjadi pusat industri film kreatif di Asia. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar film-film berkualitas dari Indonesia terus mendapat tempat di hati penonton glo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI