Fedi Nuril Keturunan Apa? Sampai Ajari Jubir Presiden Cara Tanggapi Teror Kepala Babi

Sabtu, 22 Maret 2025 | 16:24 WIB
Fedi Nuril Keturunan Apa? Sampai Ajari Jubir Presiden Cara Tanggapi Teror Kepala Babi
Fedi Nuril saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024). [Suara.com/Tiara Rosiana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Fedi adalah anak dari pasangan Nuril Rachman dan Tuty Nuril. Sosok sang ayah inilah yang ternyata masih berkaitan dengan dunia militer, sebab Nuril Rachman adalah purnawirawan tentara.

Di sejumlah sumber, disebutkan bahwa almarhum Nuril Rachman berpangkat Mayor. Namun Fedi sempat mengklarifikasi lewat akun X-nya dan menyebut mendiang ayahnya sudah berpangkat Kolonel.

"Koreksi sedikit, pangkat terakhir beliau adalah Kolonel," cuit Fedi saat berbalas pesan dengan akun X @/audieonx, 23 September 2024.

Sementara sekitar sebulan sebelumnya, Fedi juga sempat mengisahkan kedekatan sang ayah dengan Presiden ke-1 RI Ir. Soekarno.

Fedi Nuril menceritakan tentang ayahnya yang kolonel. [X/@realfedinuril]
Fedi Nuril menceritakan tentang ayahnya yang kolonel. [X/@realfedinuril]

"Beliau ikut perang kemerdekaan Indonesia, pangkat terakhir Kolonel dan pernah diajarin cara makan jeruk sunkist oleh Bung Karno," tulis Fedi saat diminta menggambarkan sosok sang ayah.

Pangkat Kolonel sendiri biasanya bertugas di salah satu kabupaten/kota dan bertanggung jawab atas Komando Distrik Militer (Kodim). Pangkat Kolonel biasanya menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim) dan membawahi koramil-koramil di kecamatan.

Fedi sendiri rupanya sempat berusaha mengikuti jejak sang ayah yang meninggal dunia saat dirinya masih kelas 5 SD tersebut. Sayangnya suami Calysta Vanny Widyasasti itu ditolak karena memiliki minus di mata.

Klarifikasi Hasan Nasbi Soal Responsnya Terhadap Teror

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Suara.com/Novian)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Suara.com/Novian)

Hasan sendiri telah mengklarifikasi pernyataannya soal teror yang dialami jurnalis Tempo. Menurutnya celetukan "dimasak saja" bukanlah opininya pribadi melainkan hanya mengutip dari cuitan sang jurnalis.

Baca Juga: Hasan Nasbi Beri Saran Teror Kepala Babi ke Tempo Dimasak, Dosen UGM: Pejabat Begini Menyedihkan

Menurut Hasan, tujuan teror adalah untuk menimbulkan rasa takut. Karena itulah, bagi Hasan, respons yang santai dan terkesan "meremehkan" justru bermaksud sebagai bentuk pelecehan terhadap pengirim teror.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI