Suara.com - Publik dihebohkan dengan isu salah satu anggota DPR RI muda yang diduga memiliki second account alias akun kedua. Di mana akun tersebut diduga digunakan sebagai akun alter.
Isu akun kedua diduga milik anggota DPR muda ini ramai dibahas sejak Jumat (21/3/2025) malam di media sosial X. Diduga, anggota DPR yang bersangkutan kelahiran 2001 alias masih Generasi Z atau Gen Z.
Berkaca dari kejadian ini, kenapa Gen Z suka punya second accound? Berbagai pakar dari ahli kejiwaan hingga ahli teknologi ternyata telah menjelaskan alasan mengapa Gen Z suka membuat second account. Berikut penjelasan mereka.
Psikolog: Depresi Menjadi Salah Satu Alasan Utama

Guru Besar Psikologi Universitas Diponegoro, Dian R Sawitri, dalam penelitiannya memperoleh temuan bahwa ada beberapa faktor psikologis seperti depresi yang memunculkan keinginan besar bagi muda-mudi Gen Z untuk membuat akun kedua bahkan ketiga.
Dian dalam penelitian yang dipublikasikan ke Forum JUARA tersebut, pertama-tama menemukan bahwa Gen Z hidup di zaman dengan masifnya media sosial yang menuntut penggunanya untuk selalu sempurna.
Berkaca dari temuan tersebut, tuntutan untuk menampilkan diri yang sempurna menjadi alasan kenapa Gen Z enggan menunjukkan sisi lain dari kehidupan mereka yang penuh kerentanan dan permasalahan hidup.
Muda-mudi Gen Z cenderung untuk menolak berbagi tentang masalah hidup mereka di media sosial melalui akun utama mereka.
Mereka sungkan dan enggan terlihat rapuh, sehingga mereka membuat akun kedua untuk meluapkan masalah hidup mereka yang lebih privat.
Baca Juga: Ngabuburit Produktif? Ini 3 Cara Gen Z Ngabuburit sambil Upgrade Skill
Senada dengan temuan Dian, tim peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang dalam penelitian berjudul Self-Disclosure Generasi Z Pengguna Second Account Ditinjau dari Self-Esteem tersebut juga telah mendapat beberapa kesimpulan mengapa Gen Z suka membuat second account.
Penelitian tersebut menemukan bahwa Gen Z tidak percaya diri untuk tampil rapuh di hadapan publik. Mereka akhirnya cenderung untuk membagikan pengalaman buruk dan keluhan mereka melalui second account.
Adanya second account tersebut menjadi wadah bagi pemuda dan pemudi Gen Z untuk meluapkan masalah hidupnya seperti konflik dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman mereka.
Adapun melalui second account tersebut, Gen Z bersikap anonim dan enggan mempublikasikan informasi diri mereka, seperti nama dan identitas.
Umumnya, luapan pengalaman yang dibagikan ke second account hanya bisa dilihat oleh teman-teman tertentu yang dipercayai.
Mengapa Generasi Z Lebih Rentan Terhadap Depresi?
Pakar kesehatan mental dari Emotional Health For All (EHFA) Dr. Sandersan Onie menyebutkan kalau gen z memang lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan olehnya.
Salah satu penyebab Gen Z rentan mengalami depresi adalah karena tantangan hidup mereka lebih berat. Gen Z hidup di era digital yang menjadikan mereka bisa mengakses banyak hal di seluruh dunia. Hal ini nyatanya mempengaruhi kesehatan mental mereka.
"Kami lakukan statistik apa intensitas dari depresi yang kita lihat, kenyataannya memang anak-anak sekarang lebih rentan terhadap depresi," jelas Dr. Sandersan Onie saat webinar Hari Kesehatan Mental Dunia pada Oktober 2020 lalu.
"Karena tantangan yang dihadapi berlipat kali lebih berat dari generasi sebelumnya, dari segi sosial media, perbandingan dari keparahan depresinya. Mereka bertumbuh tidak hanya membandingkan diri dengan kakak, adik, atau teman sekelas, tapi juga dengan anak seluruh dunia lewat sosial media," imbuhnya.
Kontributor : Armand Ilham