Suara.com - Publik dibuat mengernyitkan dahi ketika tahu ada beberapa orang yang berbeda cara menyingkat makanan nasi goreng.
Bukan cuma nasi goreng, bahkan nasi padang hingga bakso goreng pun membuat warganet terbelah karena beda persepsi menyingkat.
Warganet di lini masa media sosial X (sebelumnya Twitter) kini terbagi menjadi dua kubu, yakni mereka yang setuju dengan singkatan nasi goreng menjadi nasgor dan kubu lain yang setuju dengan penggunaan nasreng.
"Nasgor ya tolong, bukan nasreng," bunyi salah satu cuitan warganet X di tengah perdebatan.
Sontak, seorang pengguna X yang merupakan seorang pegiat bahasa akademisi di bidang linguistik akhirnya angkat bicara. Sosok tersebut adalah penulis kondang Fauzan Al Rasyid.
Lantas, apa pendapat sosok ahli tersebut terkait singkatan nasgor dan nasreng?
Perspektif ahli linguistik terkait singkatan nasi goreng
Fauzan terlebih dahulu memaparkan bahwa masyarakat lebih umum mengenal singkatan nasgor ketimbang nasreng.
Hal itu dijelaskan lebih lanjut lantaran masyarakat, terutama masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menyingkat dengan metode clipping.
Baca Juga: Tak Ada Salahnya Perkenalkan KBBI pada Anak seperti Belajar Bahasa Asing
Secara sekilas, baik singkatan nasgor maupun nasreng sah-sah saja di mata Fauzan.