Pengertian I’tikaf
Melansir laman Muhammadiyah, i'tikaf merupakan aktivitas berdiam diri di masjid dan melakukan amalan-amalan ibadah dalam satu waktu tertentu dengan tujuan mengharap ridho Allah SWT.
Dalam sebuah buku karya R.Syamsul dan M.Nielda berjudul Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya, disebutkan bahwa Rasulullah SAW memiliki kebiasaan melakukan I’tikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadan.
أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).
Kapan I'tikaf Dilakukan?
Seperti yang telah disebutkan, i’tikaf paling utama dilakukan pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Namun, kapan tepatnya i’tikaf dimulai? Tidak ada ketentuan pasti mengenai jam pelaksanaannya. Menurut berbagai sumber, i’tikaf dapat dilakukan kapan saja karena tidak ada batasan waktu tertentu.
Mengenai durasi, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Mazhab Hanafiyah berpendapat bahwa i’tikaf dapat dilakukan dalam waktu yang singkat tanpa batasan minimal. Sementara itu, Mazhab Malikiyah menetapkan waktu minimal pelaksanaan i’tikaf adalah sehari semalam.
Kontributor : Dea Nabila