Suara.com - Perbedaan antara beras premium dan medium menjadi topik hangat setelah masyarakat dikejutkan dengan temuan beras yang isinya tak sesuai dengan berat di kemasan. Kasus ini menambah daftar panjang masalah pangan setelah sebelumnya heboh kasus minyak goreng MinyaKita. Bareskrim Polri pun turun tangan menyelidiki dugaan kecurangan ini.
Informasi mengenai beras yang tidak sesuai takaran ini tersebar luas melalui video di Youtube Short, di mana kemasan beras bertuliskan 5 kg, namun setelah ditimbang, beratnya hanya 4 kg. Perlu diketahui, beras yang dipermasalahkan dalam video tersebut bukanlah beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), melainkan beras premium.
Di pasaran kita memang dapat menemukan berbagai jenis beras dengan kualitas yang berbeda, mulai dari premium hingga medium. Lantas, apa saja perbedaan antara beras premium dan medium? Simak penjelasan berikut ini.
Beda Beras Premium vs Medium
![Ilustrasi beras [freepik.com]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/1pGyGfEDyLWqc2FvA5hkw2o3ZVOYk8tf.png)
Dikutip dari laman resmi Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kepulauan Bangka Belitung serta sumber lainnya, inilah beda beras premium vs medium.
1. Kualitas Tampilan
Dari segi penampilannya, beras premium menawarkan kualitas yang lebih unggul yani butirannya tampak lebih utuh, bersih, dan memiliki warna yang lebih cerah. Sebaliknya, beras medium cenderung memiliki lebih banyak butiran yang patah, mungkin mengandung kotoran, dan warnanya pun tidak secerah beras premium.
2. Butir Kepala
Butir kepala adalah istilah untuk butiran beras yang utuh, tanpa patahan. Pada beras premium, standar minimalnya adalah 85 persen butiran utuh, sedangkan pada beras medium, persentasenya lebih rendah, yaitu 80 persen untuk Medium I dan 75 persen untuk Medium II. Perbedaan ini menunjukkan bahwa beras premium memiliki kandungan butiran utuh yang lebih tinggi, sehingga memberikan tampilan yang lebih rapi dan menarik dibandingkan beras medium.
3. Butir Patah
Butir patah mengacu pada bagian beras yang terbelah atau tidak utuh. Dalam standar kualitas, beras premium memiliki batasan maksimal 14,5 persen butir patah. Sementara itu, beras Medium I memiliki batas hingga 18 persen, dan Medium II hingga 22 persen. Semakin sedikit butiran yang patah, semakin tinggi kualitas beras tersebut.
4. Butir Menir
Butir menir adalah istilah untuk butiran beras yang sangat kecil dan halus, hampir menyerupai tepung. Beras premium memiliki standar kandungan menir yang sangat rendah, yaitu di bawah 0,50 persen. Sebaliknya, beras medium memiliki batasan kandungan menir yang lebih tinggi, yaitu 2 persen untuk Medium I dan 3 persen untuk Medium II. Kandungan menir yang minimal pada beras premium memberikan tampilan yang lebih bersih dan menunjukkan kualitas yang lebih baik secara keseluruhan.
5. Butir Berwarna (Merah/Putih/Hitam)
Butir berwarna merujuk pada butiran beras yang memiliki warna selain putih, seperti merah atau hitam. Dalam beras premium, jumlah butiran berwarna ini dibatasi maksimal 0,50 persen untuk menjaga keseragaman warna. Sementara itu, beras medium memiliki toleransi yang lebih tinggi, yaitu hingga 2 persen untuk Medium I dan 3 persen untuk Medium II.
6. Butir Rusak
Butir rusak adalah butiran beras yang cacat, seperti berlubang atau bentuknya tidak sempurna. Beras premium juga memiliki batasan maksimal 0,50 persen untuk butir rusak, sedangkan beras medium memiliki toleransi yang lebih tinggi, yaitu 2 persen untuk Medium I dan 3 persen untuk Medium II.
Baca Juga: Akui Banyak Kutu, Bulog: Beras Komoditas Pangan Rawan Hama
7. Butir Kapur
Butir kapur merujuk pada butiran beras yang tampak seperti dilapisi kapur, yang disebabkan oleh proses penggilingan. Pada beras premium, jumlah butir kapur dibatasi maksimal 0,50 persen, sedangkan pada beras medium, toleransi lebih tinggi, yaitu hingga 2 persen untuk Medium I dan 3 persen untuk Medium II. Kandungan butir kapur yang lebih rendah pada beras premium memberikan tekstur dan rasa nasi yang lebih baik.
8. Benda Asing
Benda asing seperti serpihan batu atau plastik dalam beras premium dibatasi maksimal 0,01 persen, jauh lebih rendah dibandingkan beras medium. Beras premium dengan kadar benda asing yang sangat rendah, lebih terjamin keamanan dan kebersihannya untuk dikonsumsi.
9. Butir Gabah
Butir gabah yaitu butiran padi yang tidak tergiling sempurna, juga dibatasi jumlahnya pada beras premium yakni maksimal hanya 1 butir gabah per 100 gram, sedangkan beras medium memiliki toleransi hingga 3 butir per 100 gram. Kandungan butir gabah yang lebih rendah pada beras premium memberikan pengalaman memasak dan makan yang lebih baik.
10. Kadar air
Kadar air pada beras adalah persentase kandungan air yang terdapat di dalam butiran beras. Baik beras premium maupun medium memiliki standar kadar air maksimal 14 persen.
Kadar air ini sangat penting karena menentukan masa simpan beras. Jika kadar air melebihi batas maksimal, beras akan lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur dan kerusakan, sehingga kualitasnya menurun dan masa simpannya menjadi lebih pendek.
11. Derajat sosoh
Derajat sosoh adalah ukuran tingkat keputihan beras yang menunjukkan seberapa banyak lapisan luar butiran beras (kulit ari) telah dihilangkan selama proses penggilingan. Baik beras premium maupun medium harus memiliki derajat sosoh minimal 95 persen.
Semakin tinggi derajat sosoh, semakin putih warna berasnya. Derajat sosoh ini mempengaruhi tampilan dari beras itu sendiri, dan biasanya masyarakat lebih menyukai beras dengan tingkat keputihan yang tinggi.
Kontributor : Trias Rohmadoni