Hadis Nabi Tentang Penentuan 1 Syawal, Puasa 30 atau 29 Hari, Begini Ketentuan Idul Fitri

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 11:39 WIB
Hadis Nabi Tentang Penentuan 1 Syawal, Puasa 30 atau 29 Hari, Begini Ketentuan Idul Fitri
Ilustrasi hadis Nabi tentang penentuan 1 Syawal (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah akan menggelar sidang isbat terlebih dulu untuk penetapan atau penetuan 1 Syawal Idul Fitri sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW. Nah berikut ini hadis Nabi tentang penentuan 1 Syawal.

Diketahui bahwa tanggal 1 Syawal kalender Hijryah merupakan perayaan Lebaran Idul Fitri. Namun untuk menentukan atau menetapkan 1 Syawal, biasanya Pemerintah akan melakukan sidang isbat menggunakan metode rukyatul hilal.

Metode penetapan 1 Syawal atau awal bulan dalam kalender Hijriyah ini tercantum juga dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Nah untuk selengkapnya, berikut ini bunyi hadis Nabi tentang penentuan 1 Syawal.

Hadis Nabi Tentang Penentuan 1 Syawal

Dalam Islam, untuk menentukan atau menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal  biasanya melalui dua metode. Hal tersebut dilandasi dari salah satu hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim berikut ini:

صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ

Artinya: "Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya'ban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, para ulama kemudian menetapkan atau menentukan awal Ramadhan menggunakan dua metode tersebut yaitu rukyatul hilal dan ikmal (istikmal). Metode ini juga digunakan untuk menetapkan 1 Syawal.

Apa Itu Rukyatul Hilal?

Secara bahasa, rukyatul hilal terdiri dari dua kata yaitu rukyat yang artinya melihat dengan mata dan hilal artinya bulan sabit.

Jadi, rukyatul hilal merupakan metode memantau atau melihat keberadaan bulan berbentuk sabit atau belum tampak bulat dari bumi.

Baca Juga: Kemenag akan Pantau Hilal Awal Syawal 1446 H di 33 Titik, Kecuali Bali

Penentuan atau penetapan awal Ramadhan atau awal bulan Hijriyah menggunakan rukyatul hilal tersebut merupakan metode yang disyariatkan Islam sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 185.

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Artinya: "Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut."

Konsep awal Ramadhan berdasarkan metode rukyatul hilal tersebut adalah hilal yang telah tampak pada 29 Sya'ban, sesaat setelah matahari terbenam sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW berikut ini:


إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا

Artinya: "Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30)," (HR Bukhari dan Muslim)

Jika metode ini digunakan untuk menetapkan 1 Syawal, maka rukyatul hilal dilakukan pada tanggal 29 Ramadhan tepat sebelum matahari terbenam. Motede ini dilakukan di sejumlah titik.

Apa Itu Ikmal?

Selain metode rukyatul hilal, untuk menentukan awal Ramadhan atau awal bulan kalender Hijriyah yaitu menggunakan metode ikmal atau istikmal.

Metode ini digunakan jika malam ke-29 bulan Hijriyah, hilal masih belum tampak karena terhalang cuasa.

Metode ikmal ini juga disebutkan dalam hadits Nabi yang dijelaskan sebelumnya.

Adapun konsep metode ikmal ini hitungan bulan digenapkan menjadi 30 hari, saat hilal masih belum tampak pada hari ke-29 bulan kalender hijriah.

Kapan 1 Syawal di Indonesia?

Bagaimana dengan penentuan 1 Syawal di Indonesia? Seperti pada tahun-tahun yang lalu, pemerintah Indonesia bakal menetapkan 1 Syawal setelah menggelar sidang isbat.

Sidang isbat biasanya dijadwalkan berlangsung pada akhir bulan Ramadan atau tanggal 29 Ramadan 1446 H. Tanggal itu bertepatan dengan 29 Maret 2025 karena puasa dimulai sejak tanggal 1 Maret.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 H diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.

"Lebaran kita diprediksi tanggal 31 Maret 2025," ujar Nasaruddin Umar seusai mengikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2025 yang digelar di Auditorium Mutiara STIK, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2025).

Demikian ulasan mengenai hadis Nabi tentang penentuan 1 Syawal yang perlu diketahui umat Muslim.

Kontributor : Ulil Azmi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI