فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya: "Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut."
Konsep awal Ramadhan berdasarkan metode rukyatul hilal tersebut adalah hilal yang telah tampak pada 29 Sya'ban, sesaat setelah matahari terbenam sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW berikut ini:
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30)," (HR Bukhari dan Muslim)
Jika metode ini digunakan untuk menetapkan 1 Syawal, maka rukyatul hilal dilakukan pada tanggal 29 Ramadhan tepat sebelum matahari terbenam. Motede ini dilakukan di sejumlah titik.
Apa Itu Ikmal?
Selain metode rukyatul hilal, untuk menentukan awal Ramadhan atau awal bulan kalender Hijriyah yaitu menggunakan metode ikmal atau istikmal.
Metode ini digunakan jika malam ke-29 bulan Hijriyah, hilal masih belum tampak karena terhalang cuasa.
Metode ikmal ini juga disebutkan dalam hadits Nabi yang dijelaskan sebelumnya.
Baca Juga: Kemenag akan Pantau Hilal Awal Syawal 1446 H di 33 Titik, Kecuali Bali
Adapun konsep metode ikmal ini hitungan bulan digenapkan menjadi 30 hari, saat hilal masih belum tampak pada hari ke-29 bulan kalender hijriah.