Suara.com - Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim untuk beribadah di macam-macam terakhir Ramadhan. Keutamaan beribadah di malam Lailatul Qadar ini adalah berkah yang berlimpah yang lebih baik daripada seribu bulan.
Berkaitan dengan hal ini, Buya Yahya melalui tayangan video dari saluran YouTube Al-Bahjah TV menyampaikan beberapa amalan prioritas untuk dilaksanakan pada malam Lailatul Qadar.
"Ada beberapa amalan prioritas, yang perlu kita utamakan adalah untuk bisa menyambut Lailatul Qadar, upayakan untuk bisa berikhtikaf di masjid, dan seterusnya," ujar Buya Yahya.
Namun, bagi para perempuan yang sedang berada dalam masa produktif, haid merupakan salah satu tantangan besar untuk turut beribadah di malam Lailatul Qadar karena perempuan haid dilarang untuk solat.
Bagaimana tanggapan dan jawaban Buya Hamka mengenai hal ini?

"Wanita haid ini hendaknya jangan haid itu menjadikan libur untuk mendekatkan diri kepada Allah. Haid itu kan hanya urusan sedikit fikih urusan tidak boleh solat, enggak boleh tawaf, akan tetapi untuk menyambung dengan Allah masih saja diperkenankan," ujar Buya Hamka.
Beliau menyampaikan, bagi perempuan yang sudah terbiasa bangun pada tengah malam untuk melaksanakan salat malam hendaklah tetap terus mengingat Allah.
"Di setiap malam itu yang diseru Allah bukan orang yang shalat malam saja, Allah menyeru siapa pun yang beramal baik saat itu, berdzikir, bershalawat," ungkap beliau.
Buya Yahya mengungkapkan bahwa walaupun tidak bisa melakukan ibadah salat, masih banyak cara lainnya untuk beribadah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya ibadah di sepertiga malam sangatlah baik.
Baca Juga: 5 Amalan Utama Malam Lallilatul Qodar Menurut Para Ulama, Tak Hanya Sholat Malam
Perempuan haid yang tetap ingin mendapatkan berkah di malam Lailatul Qadar bisa melakukan beberapa amalan seperti berzikir kepada Allah SWT dan berzikir kepada Rasullulah SAW. Dengan demikian, perempuan haid tetap bisa menghidupkan malam Lailatul Qadar dan ikut meraih keberkahan yang melimpah.
"Memang dirimu tidak bisa melakukan shalat tarawih dan siang pun tidak berpuasa, akan tetapi lisanmu jangan lepas dari bershalawat kepada Rasulullah dan beristighfar," kata Buya Yahya lebih lanjut.
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Buya Yahya menjelaskan salah satu tanda-tanda yang diungkap oleh Rasulullah adalah matahari di waktu pagi sebelum malam lailatul qadar bersinar tak begitu menyengat.
"Pertama, matahari terbit di mataharinya. Tidak menyengat sekali," jelas Buya Yahya kepada jemaahnya.
Penjelasan Buya Yahya senada dengan apa yang tertuang dalam hadist Riwayat Muslim yang berbunyi "Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya mataharinya terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot".

Disebutkannya, udara di malam lailatul qadar juga berhembus kencang dan tak begitu pengap sebagaimana pemaparan Buya Yahya.
"(Ada) hembusan angin yang kencang. Tidak terlalu pengap. Udaranya ceria, gak ada sesuatu yang mengganggu," jelas Buya Yahya.
Senada dengan tanda pertama dan kedua, Buya Yahya juga menjelaskan tanda ketiga yakni malam hari tampak terang dan terasa tidak terlalu dingin maupun tidak terlalu panas.
"Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya," bunyi hadist riwayat Imam Ahmad yang dijelaskan oleh Buya Yahya.