wa innâ lajâ‘ilûna mâ ‘alaihâ sha‘îdan juruzâ
Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya sebagai tanah yang tandus lagi kering.
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا ٩
am ḫasibta anna ash-ḫâbal-kahfi war-raqîmi kânû min âyâtinâ ‘ajabâ
Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا ١٠
idz awal-fityatu ilal-kahfi fa qâlû rabbanâ âtinâ mil ladungka raḫmataw wa hayyi' lanâ min amrinâ rasyadâ
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami.”
فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ ١١
fa dlarabnâ ‘alâ âdzânihim fil-kahfi sinîna ‘adadâ
Baca Juga: Wakaf Al-Quran Braille: Upaya Dorong Pendidikan Spiritual Inklusif Bagi Komunitas Disabilitas
Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama bertahun-tahun.