Belajar dari Tabiat Tom Lembong di Sidang, Intip Manfaat Menulis Menurut Ahli

Husna Rahmayunita Suara.Com
Kamis, 20 Maret 2025 | 18:33 WIB
Belajar dari Tabiat Tom Lembong di Sidang, Intip Manfaat Menulis Menurut Ahli
Menteri Perdagangan periode 2015-206 Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong saat menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Kamis (6/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada satu hal yang mencolok dari tingkah laku Tom Lembong tiap hadir dalam persidangan. Ia ternyata suka mencatat atau menulis.

Tom Lembong yang dihadirkan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/3/2025) punya kebiasaan yang unik selama menjalani proses persidangan dalam kasus dugaan korupsi impor gula.

Ia kerap menulis segala detil yang disampaikan oleh majelis hakim dan seluruh pihak yang dihadirkan dalam persidangan. Kebiasaan menulis Tom Lembong ternyata telah tampak di publik semenjak ia diperiksa kejaksaan.

"Salah satu hal menarik selama persidangan berlangsung ialah Pak @tomlembongselalu menyimak dan mencatat materi persidangan. Kebiasaan ini telah beliau lakukan sejak diperiksa oleh Kejaksaan di Kejagung," tulis seorang warganet di X yang kagum dengan tabiat Tom Lembong

"Sepertinya ini layak kita tiru. Banyak manfaatnya. Buat yg gampang lupa, ini cara untuk mengingat. Juga untuk evaluasi dan/atau refleksi," sahut netter lain.

Usut punya usut ada segudang manfaat menulis seperti yang telah menjadi kebiasaan mantan Menteri Perdagangan RI tersebut.

Berikut manfaat yang bisa didapatkan ketika meniru Tom Lembong dengan rajin menulis informasi yang diterima.

Bantu pertumbuhan psikologis manusia dalam berbagai aspek

ilustrasi menulis sambil mendengarkan musik [pexels/Pavel Danilyuk]
ilustrasi menulis memiliki banyak manfaat. [pexels/Pavel Danilyuk]

Kebiasaan menulis seperti yang dimiliki oleh Tom Lembong ternyata terbukti oleh ilmu psikologi sebagai kebiasaan yang sangat bermanfaat.

Pertama, Harvard Medical School mencatatkan bahwa menulis memberikan efek jangka panjang terkait kesehatan mental, fisik, dan emosional seseorang.

Baca Juga: Hakim Tipikor Jakarta Ungkap Alasan Larang Media Siaran Langsung Sidang Tom Lembong

Menulis dapat menjadi wadah bagi seseorang untuk mengekspresikan emosi mereka secara positif.

Apa yang dilakukan Tom Lembong ternyata menjadi media bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan memorinya.

Sebagaimana temuan dari peneliti Kitty Klein dan Adriel Boals, menulis bisa mengasah memori seseorang untuk menerima informasi secara detil.

Adapun dalam kasus Tom Lembong, apa yang ia tulis bisa membantu dirinya untuk mengingat dan mencerna informasi terkait persidangan.

Klein dan Boals juga mendapat temuan bahwa orang yang rajin menulis sejatinya mengasah otak kirinya untuk memproses informasi secara rasional.

Maka dapat kita pahami, bahwa Tom Lembong menulis segala detil persidangan agar dirinya dapat memproses segala informasi agar dirinya dapat mengambil keputusan rasional terkait jalannya proses hukum.

Tak berhenti di situ, penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Austin juga mendapat kesimpulan bahwa menulis bisa menjadi penangkal depresi bagi mereka yang punya banyak tekanan batin.

Hal ini tentu sejalan dengan penelitian Harvard Medical School terkait menulis sebagai pengendalian emosi yang baik.

Kata Prof. Stella Christie

Ilustrasi menulis surat untuk presiden (Pexels/Vika Glitter)
Ilustrasi menulis, ternyata banyak manfaatnya (Pexels/Vika Glitter)

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamenristek) Profesor Stella Christie juga sempat memaparkan tentang pentingnya kegiatan menulis.

Bahkan, ia bercerita ketika menempuh studi di Harvard University, ada satu kelas yang wajib diikuti oleh mahasiwa semester awal yakni kelas menulis.

Menurutnya, menulis dapat membentuk pola pikir seseorang. "Menulis adalah berpikir," ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara Kick Andy.

Orang yang terbiasa menulis disebut memiliki alur pikir yang teratur. Selain itu, biasanya mereka juga pandai dalam berkomunikasi dan menjelaskan.

"Kenapa menulis begitu penting, karena menulis adalah tuangan dari pikiran. Jadi kalau pikiranya semrawut, pikirannya semrawut," kata Stella Christie.

"Kalau pikirannya teratur, tulisannya teratur. Kalau bisa menulis dengan baik, itu biasanya bisa mempresentasikan dengan baik, berkomunikasi dengan baik dan itu tanda berpikir dengan baik," pungkas Guru Besar Tsinghua University tersebut.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI