Menanamkan Nilai Moral Lewat Storytelling: Ajak Anak Belajar dari Kisah Nabi di Bulan Ramadan

Kamis, 20 Maret 2025 | 17:06 WIB
Menanamkan Nilai Moral Lewat Storytelling: Ajak Anak Belajar dari Kisah Nabi di Bulan Ramadan
Menanamkan Nilai Moral Lewat Storytelling: Ajak Anak Belajar dari Kisah Nabi (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk meningkatkan ibadah dan berbagi kebaikan dengan sesama. Di tengah semangat berbagi ini, berbagai kegiatan sosial digelar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, termasuk anak-anak di lingkungan yang kurang beruntung. 

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah Unifam Berbagi Cerita, Berbagi Kebahagiaan Ramadhan, yang digelar PT United Family Food (Unifam) melalui program Care For Society. Sebab, tidak hanya memberikan bantuan materi tetapi juga menghadirkan aktivitas edukatif seperti storytelling keagamaan.

Kegiatan ini menyoroti pentingnya storytelling keagamaan sebagai sarana edukatif bagi anak-anak. Dengan menghadirkan cerita inspiratif tentang Nabi Muhammad, anak-anak diajak untuk memahami nilai-nilai moral dan akhlak yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Storytelling Keagamaan bagi Anak

Membaca dan mendengar cerita telah lama dikenal sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran anak. Ketika dikombinasikan dengan unsur keagamaan, storytelling menjadi cara yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini. 

Dalam kegiatan ini, sesi storytelling dipandu oleh Wiwid Widyas Prihantoro atau yang dikenal sebagai Kak Wiwid, yang membawakan kisah Nabi Muhammad dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Beberapa manfaat utama storytelling keagamaan bagi anak-anak antara lain:

1. Menanamkan Nilai Moral

Melalui kisah Nabi Muhammad, anak-anak diajarkan tentang kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama. Cerita-cerita ini membantu mereka memahami bagaimana menjadi pribadi yang baik sesuai ajaran Islam.

Baca Juga: Askrindo Gelontorkan Rp162 Juta Untuk Safari Ramadhan

2. Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas

Storytelling merangsang imajinasi anak-anak, membuat mereka lebih mampu memahami dunia dan situasi di sekitar mereka. Dengan menggambarkan kisah-kisah inspiratif, mereka belajar untuk berpikir lebih kritis dan kreatif.

3. Meningkatkan Kemampuan Mendengar dan Memahami

Kegiatan mendengarkan cerita melatih anak untuk lebih fokus dan memahami pesan yang disampaikan. Hal ini penting dalam pengembangan kognitif mereka, terutama dalam memahami konsep abstrak seperti moralitas dan spiritualitas.

4. Memperkuat Hubungan Sosial

Dalam sesi storytelling, anak-anak tidak hanya mendengarkan tetapi juga berinteraksi dengan relawan yang menjadi kakak pendamping mereka. Ini menciptakan suasana akrab dan membangun rasa percaya diri serta kenyamanan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Aktivitas Sosial Lainnya yang Memberikan Dampak Positif

Kegiatan yang diadakan pada 14 Maret 2025 di Kota Serang ini berkolaborasi dengan Yayasan Benih Baik dan Yayasan Anak Mandiri Serang. Sebanyak 144 anak menerima santunan, sementara bantuan kursi roda juga diberikan kepada yayasan untuk mendukung anak-anak dengan kebutuhan khusus. 

Selain itu, aksi berbagi berlanjut dengan menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat, yang menyalurkan donasi produk kepada 300 anak penerima manfaat pada 17 Maret 2025.

Berbagai aktivitas dalam kegiatan ini juga dirancang untuk memberikan manfaat yang luas bagi anak-anak. Kehadiran relawan yang berasal dari berbagai latar belakang memperkaya pengalaman anak-anak, menjadikan mereka lebih terbuka terhadap interaksi sosial. 

Berikut beberapa manfaat dari kegiatan sosial yang dilakukan:

1. Santunan dan Donasi Kursi Roda

Bantuan materi seperti santunan dan kursi roda bukan hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak yang menerima. 

Mereka merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan yang mungkin tidak selalu tersedia dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2. Kegiatan Bermain Bersama

Selain sesi storytelling, anak-anak juga diajak untuk bermain bersama relawan. Aktivitas ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan koordinasi motorik, serta memberikan kegembiraan yang berdampak positif pada kesehatan mental mereka.

3. Berbuka Puasa Bersama

Momen berbuka puasa menjadi lebih spesial ketika dilakukan bersama-sama. Kegiatan ini mempererat ikatan antara anak-anak, relawan, dan masyarakat sekitar, menciptakan rasa kebersamaan yang kuat.

Membangun Kesadaran Sosial Sejak Dini

Salah satu nilai penting yang diajarkan dalam kegiatan ini adalah pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Melalui interaksi dengan relawan dan pengalaman menerima bantuan, anak-anak belajar bahwa kebaikan bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberi.

Bagi para relawan sendiri, kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami kehidupan anak-anak yang kurang beruntung dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam memberikan perubahan positif. 

Momen seperti ini juga menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari kepemilikan materi, tetapi juga dari kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

"Melalui kegiatan Unifam Berbagi Cerita, Berbagi Kebahagiaan Ramadhan, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak dan masyarakat sekitar, sekaligus menguatkan ikatan keluarga di tengah-tengah masyarakat," tutup Ongkie Tedjasurja, Executive Director Unifam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI