Profil Marina Budiman: Wanita Terkaya Indonesia Kehilangan Setengah Hartanya dalam Tiga Hari Saja

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 20 Maret 2025 | 14:50 WIB
Profil Marina Budiman: Wanita Terkaya Indonesia Kehilangan Setengah Hartanya dalam Tiga Hari Saja
Marina Budiman. [PT DCI-Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mengalami koreksi tajam, yang secara langsung berdampak pada kekayaan Marina Budiman, presiden komisaris perusahaan tersebut. Dalam waktu tiga hari, nilai kekayaan Marina Budiman merosot hampir setengahnya, dari USD 7,5 miliar menjadi USD 4,4 miliar, atau setara dengan Rp 59,49 triliun.

Penurunan tajam saham DCII menambah daftar panjang fluktuasi harga saham di pasar modal Indonesia, yang sering kali mengalami lonjakan ekstrem sebelum akhirnya terkoreksi.

Sebelum mengalami koreksi, saham DCII melonjak drastis hingga mencapai kapitalisasi pasar USD 17 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan laporan keuangan, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan USD 112 juta dan laba USD 49 juta, sehingga rasio harga terhadap laba (P/E ratio) mencapai 416 kali.

Kondisi ini menunjukkan bahwa harga saham DCII telah meningkat jauh melampaui nilai fundamental perusahaan, sehingga rentan mengalami koreksi ketika investor mulai mengambil keuntungan.

Sebagian besar saham DCII dimiliki oleh pemegang saham utama, termasuk Marina Budiman, Otto Toto Sugiri, Han Arming Hanafia, dan Anthoni Salim, yang menguasai sekitar 78% dari total saham perusahaan. Dengan jumlah saham yang beredar di pasar sangat terbatas, pergerakan harga saham menjadi lebih volatil.

Pada Rabu, 19 Maret 2025, hanya 80.400 saham yang diperdagangkan, jauh lebih sedikit dibandingkan perusahaan lain dengan kapitalisasi pasar serupa. Hal ini membuat harga saham lebih mudah mengalami fluktuasi besar akibat transaksi dalam jumlah kecil.

Penurunan saham DCII juga terjadi di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang turun 3,84% pada 18 Maret 2025, dengan mayoritas sektor mengalami pelemahan, terutama sektor teknologi yang merosot 9,77%.

Saham teknologi sering kali bergerak lebih liar dibandingkan sektor lain, terutama ketika ada perubahan sentimen pasar. Banyak investor yang sebelumnya bertaruh bahwa permintaan pusat data akan terus meningkat, tetapi ketidakpastian di pasar membuat mereka menarik investasi dari sektor ini.

Baca Juga: Arini Subianto Wanita Terkaya di Indonesia, Dijuluki Ratu Batubara

REKOMENDASI

TERKINI