Selain aspek spiritual, Idul Fitri juga harus mengingatkan kita pada aspek sosial. Ramadhan mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Saat kita berpuasa, kita merasakan lapar dan dahaga. Namun, bagi sebagian orang, kelaparan bukan hanya terjadi di bulan Ramadhan, tetapi setiap hari dalam hidup mereka. Oleh karena itu, kemenangan sejati bukan hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga bagaimana kita bisa berbagi dengan sesama.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:
("Ada seorang perempuan yang rajin berpuasa dan shalat malam, tetapi dia menyakiti tetangganya. Rasulullah berkata, 'Dia di neraka.' Ada pula seorang perempuan yang hanya menjalankan ibadah wajib dan bersedekah sedikit, tetapi dia tidak menyakiti tetangganya. Rasulullah berkata, 'Dia di surga.'") (HR Al-Hakim).
Dari hadits ini, kita belajar bahwa ibadah tidak hanya soal hubungan kita dengan Allah, tetapi juga hubungan kita dengan sesama manusia. Jika kita rajin beribadah tetapi masih menyakiti orang lain, maka ibadah kita tidak bernilai di sisi Allah.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat,
Di hari yang suci ini, marilah kita menjadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Kita jadikan kemenangan ini sebagai langkah awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, lebih dermawan, dan lebih bertakwa. Jangan sampai setelah Ramadhan berlalu, kita kembali kepada kebiasaan buruk kita. Mari kita pertahankan nilai-nilai kebaikan yang telah kita tanam selama bulan suci ini.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita bagian dari hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Selamat Idul Fitri 1446 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: Doa saat Sungkem atau Salaman Hari Raya Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh
Itulah contoh teks khutbah Idul Fitri 2025 yang bisa kamu gunakan sebagai referensi.