Suara.com - Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang ditunggu-tunggu umat Muslim di bulan suci Ramadhan. Sebab, malam ini dinilai lebih mulia dari seribu bulan dan penuh keistimewaan. Sudahkah kamu mengetahui sejarah malam Lailatul Qadar?
Dalam Al Quran surat Al-Qadr dijelaskan bahwa Lailatul Qadar erat kaitannya dengan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW yang kemudian menjadi tuntunan seluruh umat Muslim di dunia. Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang sangat istimewa, bahkan lebih istimewa dibandingkan malam 1.000 bulan. Meski demikian, tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya malam Laailatul Qadar itu terjadi.
Di artikel ini akan dijelaskan secara detail mengenai sejarah malam Lailatul Qadar yang sangat istimewa di bulan Ramadhan.
Sejarah malam Lailatul Qadar
Berdasarkan buku Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu’i Pelbagai Persoalan Umat karya Prof. Dr. Quraish Shihab disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar bermula ketika Malaikat Jibril (al-Ruh) mendatangi Nabi Muhammad SAW yang sedang menyepi dan mendalami kesuciannya di gua Hira’. Gua ini terletak sekitar 6 km dari Masjidil Haram dengan ketinggian 281 meter dan panjang pendakian 645 meter.
Kedatangan Malaikat Jibril itu kemudian membawa perubahan total dalam perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat manusia. Di sini, Rasulullah SAW menerima wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1–5 dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT ketika berusia 40 tahun.
Lebih lanjut, Imam Ibnu Katsir dalam karyanya Tafsir Ibnu Katsir juz 8 halaman 443 menyebutkan pula turunnya Al-Qadar 1–3 yang kemudian menjadi pertanda adanya Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
عَنْ عَلِي بْنِ عُرْوَةَ قَالَ: ذكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وس يَوْمًا أَرْبَعَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ، عَبَدُوْا اللهَ ثَمانِيْنَ عَامًا، لَمْ يَعْصُوْهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ: فَذَكَرَ أَيُّوْبَ، وَزَكَرِيَّا، وَحِزْقِيْلَ بْنَ الْعَجُوْزِ، وَيُوْشَعَ بْنَ نُونٍ، قَالَ: فَعَجَبَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ ذٰلِكَ، فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، عَجِبَتْ أُمَّتُكَ مِنْ عِبَادَةِ هَؤُلاَءِ النَّفَرِ ثَمَانِيْنَ سَنَةً، لَمْ يعْصُوْهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ؛ فَقَدْ أَنْزَلَ اللهُ خَيْرًا مِنْ ذٰلِكَ. فَقَرَأَ عَلَيْهِ: إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، هَذَا أَفْضَلُ مِمَّا عَجِبْتَ أَنْتَ وَأُمَّتُكَ. قَالَ: فَسُرَّ بِذٰلِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah menceritakan empat orang dari Bani Israil yang menyembah Allah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap mata pun, yaitu Ayub, Zakariya, Hizqil bin ‘Ajuz dan Yusya’ bin Nun. Maka para sahabat mengagumi hal itu. Kemudian datanglah Jibril kepada Nabi saw dan berkata:
“Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap mata pun. Kemudian Allah menurunkan yang lebih baik dari ibadahnya orang Israil tersebut.
Baca Juga: Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar Menurut Ulama: Jangan Lewatkan Berkahnya
Setelah itu, Jibril membacakan kepada Nabi: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (al-Qadr: 1-3) Ini lebih utama daripada yang dikagumimu dan umatmu”. Kemudian Rasulullah dan sahabat merasa senang dengan hal itu.”