Suara.com - Ketupat menjadi salah satu makanan khas yang selalu hadir saat perayaan Idulfitri di berbagai daerah di Indonesia.
Makanan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman daun kelapa ini tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam budaya Nusantara.
Tradisi menyajikan ketupat saat Lebaran dipercaya berasal dari ajaran Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa.
Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat sebagai bagian dari tradisi "Bakda Lebaran" yang dilakukan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan.
Selain itu, ketupat juga dikaitkan dengan budaya Melayu dan berbagai daerah lain di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Seiring waktu, tradisi ini berkembang luas di Indonesia dan menjadi simbol khas perayaan Idulfitri.
Makna Filosofis Ketupat dalam Islam
Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi memiliki makna mendalam yang mencerminkan ajaran Islam dan budaya lokal:
Simbol Kesucian dan Pengampunan
Baca Juga: Asal Usul Ketupat Jadi Sajian Khas Lebaran, Bermula dari Media Dakwah Sunan Kalijaga
- Dalam bahasa Jawa, ketupat disebut "kupat", singkatan dari ngaku lepat yang berarti "mengakui kesalahan". Ini melambangkan momen Lebaran sebagai waktu untuk meminta dan memberi maaf.
Anyaman Daun Kelapa sebagai Lambang Kesederhanaan
![Ketupat, hidangan lebaran [pinterest]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/77276-ketupat-hidangan-lebaran-pinterest.jpg)
- Kulit ketupat yang dianyam dari daun kelapa muda mencerminkan hubungan sosial yang erat dan saling terjalin di antara manusia.
Beras di Dalamnya sebagai Simbol Kemakmuran
- Beras yang tersimpan di dalam ketupat melambangkan berkah dan rezeki yang melimpah setelah menjalankan ibadah puasa.
Bentuk Ketupat yang Simetris
- Bentuknya yang segi empat mencerminkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).
Ketupat dalam Tradisi Lebaran di Indonesia
- Di berbagai daerah, ketupat sering disajikan bersama hidangan khas lainnya seperti opor ayam, rendang, sambal goreng hati, dan sayur labu. Masyarakat biasanya mulai membuat ketupat pada malam takbiran dan menyantapnya setelah Shalat Idulfitri sebagai bagian dari perayaan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Selain itu, di beberapa daerah seperti Betawi, Jawa, dan Madura, terdapat tradisi Lebaran Ketupat yang biasanya dirayakan seminggu setelah Idulfitri atau saat momentum Syawal ke-8. Tradisi ini menandai selesainya puasa sunah enam hari di bulan Syawal.
Arti Lebaran Idulfitri
Lebaran Idulfitri adalah perayaan umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriah, menandai berakhirnya ibadah puasa di bulan Ramadan. Kata Lebaran sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "selesai" atau "usai," sedangkan Idulfitri berasal dari bahasa Arab:
- "Id" (عيد) berarti perayaan
- "Fitri" (فطر) berarti berbuka atau kembali suci
Dengan demikian, Idulfitri bermakna kembali kepada kesucian, di mana umat Islam merayakannya dengan penuh rasa syukur setelah menjalani puasa selama sebulan penuh. Pada hari ini, umat Muslim dianjurkan untuk shalat Idulfitri, bersilaturahmi, serta saling memaafkan satu sama lain.
Lebaran juga identik dengan berbagai tradisi di berbagai negara, seperti mudik, sungkem kepada orang tua, makan ketupat, dan memberi zakat fitrah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Secara spiritual, Idulfitri adalah momen kemenangan bagi setiap Muslim yang telah berhasil melawan hawa nafsu selama Ramadan, sehingga kembali menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertakwa kepada Allah SWT.
Doa Saat Berziarah
Saat berziarah kubur, terutama saat Lebaran, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa sebagai bentuk penghormatan dan permohonan ampunan bagi ahli kubur. Berikut adalah doa yang dapat dibaca saat berziarah:
1. Salam kepada Ahli Kubur
Saat tiba di pemakaman, dianjurkan untuk mengucapkan salam:
السلام عليكم يا أهل القبور، يغفر الله لنا ولكم، أنتم سلفنا ونحن بالأثر
"Assalaamu ‘alaikum ya ahlal qubuur, yaghfirullahu lanaa wa lakum, antum salafuna wa nahnu bil-atsar."
Artinya: "Salam sejahtera atas kalian, wahai penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian telah mendahului kami, dan kami akan menyusul kalian."