Suara.com - Apa itu hilal? Hilal adalah istilah yang sering disebut saat menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah, terutama menjelang Ramadhan dan Idulfitri.
Setiap tahun, umat Islam menantikan munculnya hilal untuk memastikan kapan 1 Ramadhan dimulai dan kapan 1 Syawal tiba. Keputusan ini ditetapkan melalui sidang isbat, yang menentukan apakah hilal sudah terlihat atau belum. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya menjadi awal bulan baru dalam kalender Islam.
Dalam tradisi Islam, hilal memiliki makna sakral sebagai penanda waktu ibadah, terutama puasa Ramadhan dan Idulfitri. Selain sebagai fenomena astronomi, hilal juga menjadi simbol kebersamaan umat Islam dalam menjalankan ibadah serta merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa.
Arti Hilal dalam pandangan Nahdlatul Ulama (NU) dikutip dari islam.nu.or.id adalah penanda awal bulan hijriah. NU menggunakan metode rukyatul hilal yakni mengamati langsung dan menggunakan hisab hakiki imkan rukyat sebagai pembantu untuk melihat kedatangan hilal. Pengamatan hilal dilakukan untuk menentukan kedatangan bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Dijelaskan dalam kitab Ibnu Manzur "Lisan Arab", arti hilal adalah permulaan bulan yang dapat terlihat oleh manusia di awal bulan tersebut. Hilal muncul dalam dua malam setiap bulan.
Berkaitan dengan bulan Ramadhan, sebuah hadist Riwayat menceritakan bagaimana Rasulullah saw menceritakan kedatangan bulan Ramadhan. Nabi Muhammad saw lalu bersabda,
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
"Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal dan jangan pula kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Apabila kalian terhalang oleh awan maka perkirakanlah jumlahnya (jumlah hari disempurnakan) ".
Berdasarskan sabda Nabi tersebut maka hukumnya wajib melakukan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Ramadhan, syawal, maupun dzulhijjah. Sampai sekarang ada dua organisasi besar yang melaksanakan rukyatul hilal dengan metode berbeda. Dua organisasi itu adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Baca Juga: Nasabah Program Mekaar Capai 15,4 Juta Orang, Dirut PNM: Kami Ingin Makin Peduli dan Menginspirasi
Nahdlatul Ulama menggunakan metode rukyatul hilal bil fi'li atau isti'mal (menggenapkan bulan menjadi 30 hari), menggunakan Batasan ketinggian hilal minimum 2 derajat dan bila kurang dari minimum, maka hasil rukyat tersebut ditolak.
Sementara Muhammadiyah merujuk pada hisab awal bulan Kamariyah dengan wujudul hilal untuk menentukan hilal. Muhammadiyah mengutamakan ijtimak (konjungsi) bulan dan matahari.
Apa Itu Hisab?
Hisab adalah metode perhitungan astronomi yang digunakan untuk menentukan posisi bulan dan matahari secara matematis. Dengan hisab, para ahli dapat memperkirakan kapan hilal muncul dan awal bulan hijriyah dimulai. Metode ini digunakan untuk menentukan:
- Awal bulan dalam kalender Hijriyah
- Waktu shalat berdasarkan pergerakan matahari
- Perkiraan fenomena astronomi lainnya, seperti gerhana
- Hisab bersifat prediktif karena tidak memerlukan pengamatan langsung terhadap hilal, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih cepat. Namun, hasil hisab tetap perlu dikonfirmasi melalui metode rukyat.
Apa Itu Rukyat Hilal?
Rukyat hilal adalah metode pengamatan langsung terhadap bulan sabit pertama setelah matahari terbenam. Pengamatan ini dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop di berbagai titik pengamatan di Indonesia.
Hilal hanya bisa terlihat saat matahari telah terbenam, karena cahaya bulan yang sangat redup kalah terang dibandingkan sinar matahari. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya adalah tanggal 1 dalam kalender Hijriyah. Jika tidak, maka awal bulan ditetapkan pada maghrib hari berikutnya.
Sidang Isbat: Kombinasi Hisab dan Rukyat
Di Indonesia, keputusan awal bulan Islam dilakukan melalui sidang isbat yang diadakan oleh Kementerian Agama. Sidang ini melalui beberapa tahapan:
- Pemaparan hasil hisab, yang menunjukkan perkiraan posisi hilal.
- Pelaksanaan rukyat hilal, yaitu pengamatan langsung oleh para ahli di berbagai lokasi.
- Sidang isbat tertutup, yang membahas hasil rukyat dan hisab untuk menentukan awal bulan.
- Pengumuman resmi melalui konferensi pers.
Kontributor : Mutaya Saroh