Suara.com - Lebaran adalah momen penuh kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Hari kemenangan setelah sebulan berpuasa ini dirayakan dengan suka cita, silaturahmi, dan saling memaafkan.
Namun, dalam kepercayaan Agama Islam ada sebuah keyakinan bahwa ahli kubur orang-orang yang telah meninggal dunia—menangis saat Lebaran tiba.
Mengapa demikian?
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini penjelasannya;
Rindu Keluarga dan Kesempatan Beramal yang Hilang
Menurut beberapa ulama dan sumber dalam kajian keislaman, salah satu alasan ahli kubur menangis saat Lebaran adalah karena mereka merindukan kebersamaan dengan keluarga yang masih hidup.
Semasa hidup, mereka juga pernah merayakan Idulfitri bersama orang-orang tercinta. Namun, setelah berpulang, mereka hanya bisa menyaksikan dari alam barzakh tanpa bisa ikut serta.
Selain itu, Lebaran adalah momen di mana banyak orang meningkatkan ibadah, bersedekah, dan saling memaafkan.
Ahli kubur menangis karena mereka sudah tidak memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan lagi. Mereka tidak bisa menambah amal, bersedekah, atau memohon maaf seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup.
Harapan Akan Doa dari Keluarga yang Masih Hidup
Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran 2025, Hino Gelar Pelatihan Keselamatan PO Bus dan Buka Posko Mudik
Dalam Islam, diyakini bahwa ahli kubur sangat mengharapkan doa dari keluarga yang masih hidup. Doa anak yang saleh, sedekah atas nama mereka, serta bacaan Al-Qur'an yang dihadiahkan bisa menjadi penerang dan membantu meringankan keadaan mereka di alam kubur.