Suara.com - Pelawak Nunung sempat mengaku dirinya mengalami penyesalan berkepanjangan pasca ditinggal meninggal oleh sang ibu, Djuwarti, di tahun 2020 lalu.
Saat itu, Nunung masih menjalani program rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur usai ditangkap karena kasus kepemilikan narkoba dan diciduk di rumah lamanya di Tebet Timur, Jakarta Selatan pada Juli 2019 silam.
Sebelum meninggal dunia, ibunda Nunung diketahui sudah menderita penyakit kanker lidah. Kesehatannya pun menurun pasca mengetahui sang anak terlibat kasus narkoba dan harus berurusan dengan ranah hukum.
Nunung pun mengaku sang ibu mengalami sakit berkepanjangan hingga menghembuskan nafas terakhirnya di Solo, Jawa Tengah.

"Ibu saya itu mendengar saya kena kasus (narkoba), lalu beliau sakit berkepanjangan, sampai akhirnya tidak ada (meninggal dunia). Itu saya benar-benar sampai sekarang belum bisa memaafkan diri saya sendiri," ungkap Nunung saat ditemui wartawan di kawasan Tebet, Jaksel baru-baru ini.
Penyesalan Nunung bukan hanya karena kasus narkoba yang membuat sang ibu semakin drop, namun juga dirinya yang absen untuk menemani sang ibu di detik-detik terakhir sebelum wafat karena masih menjalani rehab.
Bahkan, Nunung mengaku belum kuat untuk berziarah ke makam sang ibu sejak sang ibu dimakamkan pada April 2020 lalu.
"Sampai sekarang udah hampir lima tahun ibu saya meninggal, saya masihbelum berani ziarah ke makam ibu saya. Hati saya belum kuat (untuk ziarah)," pungkas Nunung.
Nunung juga mengaku terpuruk karena setelah kehilangan sang ibu, ia pun bangkrut hingga menjual banyak aset miliknya. Penyesalan ini juga diakui Nunung membuatnya ingin memutar waktu untuk berbakti dengan sang ibu.
Baca Juga: Sama-sama Tawarkan Rumah ke Nunung, Kekayaan Sule dan Rey Utami Boleh Diadu
Di dalam Islam, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan seorang anak untuk tetap berbakti dengan orangtuanya jika sang orang tua telah wafat.
Lalu, apa saja amalan dan caranya? Simak inilah selengkapnya.
Ditinggal orang tua yang wafat merupakan kenyataan pahit bagi setiap anak. Namun, seperti yang dikatakan di dalam Al-Qur'an bahwa tiap tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati menjadi fakta kehidupan yang harus diterima dan diikhlaskan kapanpun waktu tersebut tiba.
Maka dari itu, berbakti kepada orangtua haruslah dilakukan saat ia masih hidup. Namun meskipun orang tua telah meninggal, seorang anak masih bisa terus berbakti kepada mereka melalui berbagai amalan yang diajarkan dalam Islam. Berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan:
1. Mendoakan orang tua
Doa adalah salah satu bentuk bakti yang paling utama. Seorang anak dapat mendoakan orangtuanya agar diampuni dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Doa seperti "Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira" yang memiliki arti "Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil" dapat dipanjatkan setiap hari sebagai bentuk bakti kita kepada orangtua.
2. Bersedekah atas nama orang tua
Sedekah yang dilakukan atas nama orang tua yang telah wafat akan menjadi pahala yang mengalir kepada mereka. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila manusia meninggal, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim). Dengan bersedekah, seorang anak dapat memberikan manfaat bagi orang tuanya meskipun sudah meninggal dunia.
3. Melanjutkan amal kebaikan orang tua
Jika orang tua memiliki kebiasaan beramal baik selama masa hidupnya, seperti membangun masjid, mengajarkan Al-Qur’an, atau membantu fakir miskin, seorang anak dapat melanjutkan amalan tersebut sebagai bentuk bakti dan penghormatan kepada orang tua. Amal baik ini pun akan sampai kepada orang tua yang juga memuliakan sang anak.
4. Menjaga silaturahmi dengan keluarga atau kerabat orang tua
Menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang dekat dengan orang tua, seperti saudara, teman, atau tetangga, juga termasuk bentuk bakti. Hal ini menunjukkan penghargaan serta bakti kita kepada orang tua terhadap hubungan yang telah dibangun oleh orangtua semasa hidupnya. Momen ini juga menjadi ajang silaturahmi sebagai perpanjangan tangan orang tua yang telah wafat.
Kontributor : Dea Nabila