6 Fakta Sejarah di Balik Pembangunan Istana Air Tamansari

Galih Priatmojo Suara.Com
Rabu, 19 Maret 2025 | 13:28 WIB
6 Fakta Sejarah di Balik Pembangunan Istana Air Tamansari
Kampung Wisata Tamansari Jogja (Instagram.com/@wisata_tamansari_yogyakarta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalau kamu sekeluarga sedang asyik liburan ke Jogja, terutama di kawasan Malioboro, jangan sampai terlewat untuk mampir ke Tamansari ya.

Istana air terindah yang ada di Jogja ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit di kawasan pusat Kota Jogja.

Istana air Tamansari merupakan destinasi wisata bersejarah yang menjadi saksi berdirinya Keraton Yogyakarta.

Yap, bila mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Tamansari didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada 1758 atau berselang tiga tahun setelah Keraton Yogyakarta resmi berdiri.

Sebelum kamu datang dan menikmati keindahan istana air Tamansari, berikut fakta tentang kawasan bersejarah tersebut yang wajib kamu tahu.

1. Tempat Istirahat

Tamansari yang lokasinya hanya berjarak 0,5 km dari Keraton Yogyakarta ketika pertama kali dibangun berfungsi sebagai tempat peristirahatan atau pesanggrahan.

Tamansari merupakan satu diantara sejumlah pesanggrahan yang dibangun oleh Keraton Yogyakarta, selain ada pesanggrahan Warungboto, Manukberi, Ambarbinangun serta Ambarukmo.

Kesemua tempat pesanggrahan itu berfungsi sebagai tempat istirahat atau tetirah raja dan keluarganya.

Baca Juga: Daftar Pantai di Jogja Untuk Libur Lebaran 2025 Beserta Harga Tiketnya

2. Terdapat Masjid Rahasia

Sebagai kerajaan Islam, Keraton Yogyakarta memiliki sejumlah peninggalan bangunan yang bernuansa Islami. Salah satunya ada di kompleks Tamansari yang lokasinya tersembunyi.

Diketahui selain sebagai tempat peristirahatan, Tamansari juga kerap digunakan oleh raja Jogja sebagai tempat menepi dan bermeditasi.

Di salah satu bangunan Tamansari terdapat bangunan bernama Sumur Gumuling dan Pulo Panembung.

Sumur Gumuling ini berbentuk melingkar yang difungsikan sebagai masjid.

Untuk sampai ke sini, kamu harus melewati lorong panjang yang kedap suara.

Setelah itu kamu akan menemui lima anak tangga yang empat diantaranya bercabang.

Lokasinya berada di bawah tanah.

Sementara itu, untuk Pulo Panembung, bangunan ini merupakan tempat bersemedi bagi Sultan.

Lokasinya tak jauh dari Sumur Gumuling.

3. Tempat Perlindungan

Sebagai pesanggrahan atau tempat istirahat, Tamansari nyatanya didesain multifungsi.

Disamping juga sebagai tempat bermeditasi, Tamansari juga dipakai sebagai area perlindungan raja dan keluarganya ketika musuh merangsek ke wilayah Keraton Yogyakarta.

Di area Tamansari terdapat ruang rahasia yang bisa dipakai oleh sultan dan keluarganya melarikan diri bila terdapat bahaya dari musuh. Jalur ini terhubung dengan Keraton Yogyakarta yang disebut Pasarean Ledok Sari.

Uniknya, jalur pelarian yang terletak di bawah tanah Tamansari itu didesain untuk menjebak musuh.

Jadi ketika situasi aman, dan musuh mengikuti masuk ke jalur tersebut, sultan bisa membuka pintu air dan mengaliri jalur itu dengan tumpahan air yang bisa menenggelamkan musuh.

4. Bernuansa Portugis

Tamansari yang berarti taman yang indah merupakan bangunan yang pembangunannya digagas oleh Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi.

Meski begitu desain teknisnya dilakukan oleh seorang arsitek asal Portugis bernama Demang Tegis.

Ia disinyalir datang dari Gowa, Sulawesi.

Proses pembangunannya ditangani oleh Tumenggung Mangundipuro yang kelanjutannya digantikan oleh Pangeran Notokusumo.

5. Ada Naga yang Bersemayam

Buat kamu yang berkunjung ke Istana Air Tamansari, kedatanganmu akan langsung disambut dua ekor naga besar yang bersemayam di Gapura Panggung Tamansari.

Keberadaan naga itu bukan sekadar hiasan semata, melainkan sebagai penanda tahun pembangunan Tamansari.

Candra sengkala yang tertera di gapura tersebut yakni catur naga rasa tunggal yang bila diartikan merupakan angka tahun Jawa 1684 atau 1758 masehi.

6. Didirikan di Atas Umbul

Dikutip dari laman Kratonjogja, Tamansari yang kini memiliki luas lebih dari 10 hektare dan dengan sebanyak 57 bangunan yang ada di atasnya, pada mulanya dibangun di atas sebuah umbul atau mata air yang dikenal dengan nama Umbul Pacethokan.

Di dalam area Tamansari terdapat dua danau buatan yang disebut segaran atau segara dalam bahasa Jawa yang berarti lautan.

Lokasinya berada di sisi timur dengan pulau buatan yang ada di tengah bernama Pulo Gedhong dan satu lagi di sisi barat dengan pulau buatan bernama Pulo Kenanga.

Kedua segara ini dihubungan sebuah kanal yang memotong lorong penghubung plataran Magangan dan Kamandhungan Kidul. Kanal tersebut dahulu diapit kebun yang subur dengan tanaman buah-buahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI