Pada tahun 2018, bisnis ini dilanjutkan oleh putri Oma bersama dua rekannya. Mereka melihat peluang untuk mengembangkan usaha ke skala yang lebih besar dan melakukan rebranding menjadi Kata Oma pada 22 Desember 2018.
Meskipun berubah nama, resep warisan Oma tetap dipertahankan di mana produk ini tetap mempertahankan keunggulan utama, yakni dibuat dari bahan alami, tanpa pengawet, dan tanpa MSG.
Dengan visi yang lebih luas, generasi penerus mengembangkan bisnisnya secara lebih profesional. Merek yang sebelumnya dikenal berubah nama dengan identitas baru, tetap membawa cita rasa khas warisan keluarga, tetapi dengan kemasan dan strategi pemasaran yang lebih modern.
Mendobrak Pasar dengan Inovasi dan Strategi Digital
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, inovasi adalah kunci utama untuk bertahan dan berkembang. Pada 2019, pemasaran camilan telur gabus ini mulai merambah jalur reseller untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
Beberapa bulan kemudian, produk ini berhasil masuk ke jaringan Modern Trade, memperluas distribusinya ke berbagai toko ritel besar di Indonesia. Tidak berhenti di situ, pada 2020, produsen telur gabus ini meluncurkan varian baru dengan tema Rasa Otentik Indonesia.
Hal ini menjadi langkah inovatif untuk mengikuti tren pasar yang mengutamakan cita rasa khas Nusantara. Selain itu, kehadiran e-commerce juga dimanfaatkan secara maksimal untuk memperluas jangkauan pasar.
Tahun 2021 menjadi pencapaian luar biasa bagi produk ini. Dengan lebih dari 1.000 reseller dan tersedia di lebih dari 30.000 jaringan Modern Trade, camilan tradisional ini mulai menembus pasar ekspor.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, China, Filipina, dan Kamboja telah menjadi tujuan ekspor utama, sementara beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Singapura, dan Vietnam sedang dalam proses ekspansi.
Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Literasi Keuangan dan Securities Crowdfunding
Inspirasi bagi UKM Jajanan Lokal: “Tunggu Apa Lagi?”