Suara.com - Sikap food vlogger Tasyi Athasyia dalam mengulas makanan kerap menuai perhatian publik. Pasalnya, Tasyi Athasyia beberapa kali memberikan deskripsi buruk soal makanan yang tidak sesuai dengan seleranya.
Sebut saja, kasus ulasan Tasyi Athasyia soal usaha bika ambon milik Ci Meheng. Kala itu Tasyi mengaku kalau kue bika ambon Ci Mehong terlalu keras dan tidak seperti bika ambon biasa. Padahal kue tersebut sempat dimasukkan ke dalam kulkas sebelum dimakan. Tasyi baru mengakui hal tersebut setelah ulasannya memicu huru-hara.
Tak hanya itu, di berbagai konten ulasannya Tasyi juga sempat mencela beberapa makanan lain seperti mie instan rasa Mie Aceh dan minuman berperisa yang ia sebut "bau kalajengking" dan "bensin". Sontak, hal ini membuatnya menuai banyak hujatan karena kerap mencela makanan.
Terlebih lagi, Rasulullah SAW sebagai panutan umat Muslim juga pernah memberikan contoh sikap baik seorang Muslim dalam menyikapì makanan yang mungkin kurang cocok di lidah. Lalu, apa alasan Rasulullah SAW melarang umat Muslim mencela makanan? Simak inilah selengkapnya.
1. Menjaga Adab dan Akhlak yang Baik
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga lisan dan bersikap sopan, termasuk dalam hal makanan. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, seperti dalam hadis:
"Rasulullah SAW. tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya, dan jika tidak, beliau meninggalkannya." (HR. Bukhari & Muslim). Mencela makanan menunjukkan sikap kurang sopan dan tidak menghargai nikmat Allah.

2. Sebagai Bentuk Rasa Syukur kepada Allah
Setiap makanan yang ada merupakan rezeki dari Allah SWT. Mencela makanan sama saja dengan menunjukkan ketidaksyukuran atas nikmat yang diberikan. Allah SWT berfirman:
Baca Juga: Ulasan Novel (Bukan) Pengantin Baru: Ujian Cinta di Balik Ikatan Pernikahan
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu kufur (ingkar), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7). Mencela makanan dapat mencerminkan sikap tidak bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah.