Hukum Sabung Ayam dalam Islam, Kenapa Dilarang?

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2025 | 13:50 WIB
Hukum Sabung Ayam dalam Islam, Kenapa Dilarang?
Sabung ayam. [Wikimedia Commons/Rison Thumboor]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, telah menewaskan 3 anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Mereka adalah Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus, dan Bripda Ghalib. Ketiganya tewas diberondong peluru saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung.

Penembakan polisi di Lampung ini membuat aktivitas sabung ayam menjadi sorotan tajam. Tak terkecuali terkait hukum sabung ayam dalam Islam, serta alasan kenapa sabung ayam dilarang.

Sabung ayam merupakan bentuk perjudian. Ini karena cara kerja sabung ayam adalah mempertaruhkan nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai oleh seseorang, tentu dengan kesadaran akan risiko kalah maupun harapan untuk menang.

Hukum sabung ayam dalam Islam

Ilustrasi sabung ayam. (Pixabay)
Ilustrasi sabung ayam. (Pixabay)

Sabung ayam, yang merupakan bentuk judi, pada hakikatnya bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Pasalnya, segala aktivitas perjudian dianggap sebagai penyakit masyarakat yang lebih banyak membawa kerugian dibandingkan dengan manfaatnya.

Ajaran Islam secara tegas melarang praktek perjudian dalam segala bentuk karena dapat merusak jiwa, merusak keharmonisan rumah tangga, dan kesejahteraan masyarakat.

Larangan sabung ayam menurut Islam bisa dilihat dari Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90. Ayat ini menjelaskan bahwa perjudian mengandung kemodhorotan.

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” demikian terjemahan QS Al-Maidah: 90).

Ayat ini secara umum menjelaskan bahwa perjudian, seperti sabung ayam, bisa membuat seseorang mengabaikan kewajibannya. Sebagai contoh, umat muslim meninggalkan kewajiban ibadah sholat dan puasa.

Baca Juga: Sebut Penembak Mati 3 Polisi di Lampung Layak Dihukum Berat, DPR: TNI Tak Boleh Pandang Bulu!

Contoh lainnya, bisa juga seseorang menyia-nyiakan waktu tanpa menghasilkan apapun untuk judi. Hal ini bisa menjadi awal dari perilaku tercela lainnya, seperti pencurian dan terlibat perkelahian semata-mata untuk mempertahankan kegiatan perjudiannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI