Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan dalam hati adalah faktor utama dalam menentukan seseorang benar-benar menjadi Muslim atau tidak.
Jika seseorang mengucapkan syahadat tanpa benar-benar memahami dan mempercayainya, maka syahadat tersebut belum memiliki makna yang sesungguhnya.
Bagaimana dengan Bobon Santoso?
Dalam kisahnya, Bobon mengaku bahwa ia mengucapkan syahadat dalam kondisi spontan dan tidak memiliki niatan sebelumnya untuk masuk Islam.
Hal ini bisa menjadi sebuah "case", di mana seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tetapi belum sepenuhnya memahami makna serta konsekuensinya.
Namun, setelah melihat reaksi positif dari jemaah dan merasakan kehangatan dari komunitas Muslim, Bobon mengaku bahwa ia merasa diterima dan dihargai.
Ia juga mulai memahami bahwa menjadi mualaf bukan hanya tentang mengucapkan syahadat, tetapi juga tentang keyakinan dan kesadaran penuh terhadap ajaran Islam.
Baca Juga: Bukan Karena Menikah atau Urusan Duniawi, Ternyata Ini Alasan Celine Evangelista Mualaf