Maksimalkan Ibadah di Bulan Ramadan, Ini Beda Salat Tarawih 8 dan 20 Rakaat yang Perlu Kamu Pahami

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2025 | 11:30 WIB
Maksimalkan Ibadah di Bulan Ramadan, Ini Beda Salat Tarawih 8 dan 20 Rakaat yang Perlu Kamu Pahami
Perbedaan Shalat Tarawih 20 Rakaat dan 8 Rakaat (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far ar-Razi, Ali bin al-Ja’di, Abu Syaibah bin Utsman dari al-Hakam dari Miqsam dari Ibni Abbas, beliau berkata: ‘Dahulu Nabi SAW melaksanakan salat (tarawih) di bulan ramadan 20 rakaat dan salat witir”. (HR. Ath-Thabarani).

Hadits Salat Tarawih 8 Rakaat

Sementara itu, pendapat melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir berdasarkan pada hadist berikut.

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ -رضي الله عنها-: كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي رَمَضَانَ؟ قَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً: يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ تَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ قَالَ: تَنَامُ عَيْنِي وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي 

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah: ‘Bagaimana salat Nabi Muhammad di bulan Ramadan?’” 

“Aisyah menjawab,’Beliau tak menambah pada bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: salat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas salat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan salat witir? Beliau menjawab: ‘mataku tidur, tapi hatiku tidak’.”

Perbedaan Salat Tarawih 20 Rakaat dan 8 Rakaat

Pada dasarnya perbedaan salat tarawih 20 rakaat dan 8 rakaat hanya terletak pada jumlah rakaatnya saja. Namun dalam perspektif lain keduanya memiliki perbedaan yang cukup terlihat.

Seperti yang disebutkan oleh Ibnu Rusyd dalam Bidâyatul Mujtahid, adanya perbedaan jumlah ini terjadi kerena afdhaliyah. Dalam salah satu pendapatan Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, dan begitu pula Dawud azh Zhahiri, mereka meilih untuk melasanakan tarawih dengan 20 rakaat.

Baca Juga: Viral Waria Salat Tarawih di Tengah Jamaah Pria: Pasti Hatinya Bergejolak

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa tarawih itu jumlahnya sebanyaj 36 rakaat, meski pendapat dan kebiasaan ini tidak populer dari yang lain. Imam Ibnu Qudamah menulis dalam al-Mughni bahwa sebab terjadinya perbedaan ini adalah dasar hadits dan riwayat sahabat yang digunakan oleh masing-masing ulama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI