Mencicipi All You Can Eat Kambing Guling Dipanggang 48 Jam di Balai Kartini

Selasa, 18 Maret 2025 | 07:27 WIB
Mencicipi All You Can Eat Kambing Guling Dipanggang 48 Jam di Balai Kartini
Konsep AYCE di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Biasanya konsep all you can alias AYCE diterapkan restoran Jepang hingga Korea, kali ini restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan menerapkan konsep makan sepuasnya makanan khas nusantara.

Konsep AYCE masakan Indonesia yang terbilang unik ini disajikan dalam konsep buffet, yang membuat para tamu bisa langsung mengambil menunya sendiri di lokasi. Menu paling andalan pada restoran ini berupa kambing guling muda yang dimasak lebih dari 48 jam.

Kambing guling di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Kambing guling di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

“Jadi menu andalan kami itu ada kambing guling yang dimasak 48 jam dengan api kecil menggunakan mesin pemanggang khusus, setelahnya diolah dengan metode pengasapan,” ujar Marketing Communications Lead, Sylvia Stephanie di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2025).

Saat Suara.com berkesempatan mencicipi, tekstur daging kamping yang disajikan dalam bentuk suwir memberikan sensasi lembut, renyah dan aroma asap yang menggugah selera.

Uniknya daging kambing ini tidak memicu bau perengus atau bau menyengat yang menganggu. Menurut Sylvia ini terjadi karena kualitas daging yang digunakan merupakan kambing muda.

Konsep AYCE di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Konsep AYCE di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Tidak cuma itu, restoran yang didirikan Chef Andrea Peresthu ini menerapkan live cooking yang membuat masakan yang disajikan hangat dan fresh. Konsep live cooking ini diterapkan saat memasak gorengan, takjil khas Indonesia di bulan Ramadan.

Contoh aneka gorengan yang disajikan dan sebaiknya tidak dilewatkan yakni tahu, bakwan, fried dori, mendoan lengkap dengan mayonaise, sambal kacang hingga cabai rawit.

Masakan unik nusantara lainnya yang tidak boleh dilewatkan yakni Mie Celor Palembang, yang memberikan rasa creamy karena campuran susu ditambah paduan dengan olahan sea food.

Konsep AYCE di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Konsep AYCE di Restoran Indonesia Sekar Jagad by Javanegara di Balai Kartini, Jakarta Selatan. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Selain itu ada juga Nasi Bali, Nasi Liwet, Bakso Campur, Soto Betawi, Pasta Stastion hingga Batagor. Selain itu sebagai takjil aneka dessert berupa jajanan pasar Indonesia seperti dadar gulung, bugis hingga cente manis. Ditambah aneka minuman yang menyegarkan dengan rasa manis tidak berlebihan.

Baca Juga: Mencicipi Restoran AYCE ala Mongolia, Cuma Rp 100 Ribuan

Dari sisi desain, restoran ini terbilang minimalis dan nyaman digunakan sebagai lokasi pertemuan acara besar, terlebih ada ruang pertemuan yang memberikan privasi dan kenyamanan.

Asal-usul Kambing Guling

Kambing guling adalah salah satu hidangan khas yang sering disajikan dalam berbagai acara spesial di Indonesia, seperti pernikahan, khitanan, dan perayaan besar lainnya. Hidangan ini terdiri dari seekor kambing utuh yang dipanggang secara perlahan di atas bara api hingga matang sempurna.

Secara historis, kambing guling diyakini berasal dari tradisi memasak daging di Timur Tengah dan Asia Selatan. Teknik memanggang daging utuh ini sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu oleh bangsa Arab, Persia, dan Turki. Seiring dengan penyebaran budaya dan perdagangan, tradisi ini masuk ke Indonesia melalui para pedagang dan ulama yang datang ke Nusantara, terutama pada masa Kesultanan Islam.

Di Indonesia, kambing guling mulai populer di Pulau Jawa dan Bali. Dalam budaya Jawa, hidangan ini sering dikaitkan dengan acara besar, seperti pesta pernikahan dan syukuran. Sementara itu, di Bali, teknik memanggang serupa juga digunakan dalam pembuatan babi guling, yang merupakan hidangan khas bagi masyarakat Hindu di sana.

Di daerah lain seperti Sumatra dan Sulawesi, kambing guling juga memiliki variasi tersendiri dengan penggunaan bumbu yang lebih kaya, termasuk rempah-rempah khas seperti ketumbar, kunyit, dan serai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI