Mencegah kebocoran gas di rumah memerlukan langkah-langkah rutin seperti memeriksa peralatan gas secara berkala. Tungku dan kompor harus diperiksa secara visual, memastikan selang dan sambungan dalam kondisi baik serta tidak ada perubahan warna atau keausan.
Nyala api yang normal berwarna biru; jika berubah menjadi kuning atau oranye, itu bisa menandakan masalah. Pemanas air juga perlu dicek dari kemungkinan karat, korosi, atau suara tidak biasa yang dapat mengindikasikan kebocoran gas. Pengering pakaian dan perapian harus memiliki ventilasi yang bersih dan sambungan yang aman untuk mencegah akumulasi gas.
Ventilasi yang baik sangat penting untuk mencegah penumpukan gas di dalam rumah. Pastikan ruangan dengan peralatan gas memiliki sirkulasi udara yang cukup, baik dengan membuka jendela maupun menggunakan kipas angin.
Cerobong asap dan ventilasi harus diperiksa secara rutin agar tidak tersumbat oleh debu atau benda lain yang dapat menghambat aliran udara. Menghindari penutupan ventilasi dengan furnitur atau gorden juga membantu menjaga aliran udara tetap stabil.
Selain pencegahan, mengenali tanda-tanda kebocoran gas juga sangat penting. Bau gas yang menyerupai telur busuk, suara mendesis di sekitar saluran gas, atau tanaman yang tiba-tiba mati di dekat pipa gas bisa menjadi indikasi adanya kebocoran.
Gejala fisik seperti pusing, mual, dan sesak napas juga bisa terjadi akibat paparan gas. Jika mencurigai kebocoran, segera keluar rumah, hindari penggunaan alat listrik, dan hubungi layanan gas setempat.
Memasang detektor karbon monoksida adalah langkah tambahan yang dapat meningkatkan keamanan. Pasang di setiap lantai rumah, terutama dekat kamar tidur, dan uji secara berkala. Detektor yang sudah berusia lebih dari 5–10 tahun sebaiknya diganti agar tetap efektif dalam mendeteksi kebocoran gas.