Pada dasarnya, investasi reksa dana dapat disesuaikan dengan profil risikomu sebagai nasabah. Terdapat beberapa jenis reksa dana yang bisa dipilih, seperti pasar uang, pendapatan tetap, saham, maupun campuran.
Umumnya, reksa dana pasar uang adalah yang profil risikonya yang palin kecil dan cocok untuk investasi jangka pendek kurang dari setahun. Sedangkan reksa dana saham memiliki risiko lebih besar karena pergerakan nilainya yang cukup fluktuatif, produk ini cocok untuk investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun.
3. Obligasi
Uang akan diinvestasikan pada surat berharga (surat utang), baik yang dimiliki pemerintah maupun korporasi. Nantinya keuntungan dikembalikan kepada investor dalam bentuk kupon, dengan tenor beragam dari 1-5 tahun. Profil risiko investasi ini tergolong moderat.
4. Surat Berharga Negara (SBN)
Produk investasi lain yang bisa kamu pilih adalah Surat Berharga Negara (SBN), yakni berinvestasi pada surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai anggaran negara.
Tingkat risikonya tergolong konservatif dengan lama waktu investasi sesuai jatuh tempo. Nilai suku bunganya juga menyesuaikan dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

5. Saham
Risiko investasi pada saham tergolong agresif karena nilai yang sangat fluktuatif. Investasi ini cocok untuk jangka panjang dan berpotensi memberikan keuntungan tinggi apabila memilih saham yang tepat.
Baca Juga: 4 Tips Mengelola THR dengan Bijak, Biar Tidak Cuma 'Numpang Lewat' di Rekening
Beberapa produk keuangan lain yang bisa dimanfaatkan untuk menyimpan THR adalah tabungan konvensional, fitur tabungan di dompet digital alias e-wallet, hingga asuransi dengan mempertimbangkan kebutuhan.