Kisah Agus Harimurti Yudhoyono, Pure Blood Rela Pensiun Dini dari TNI Sebelum Ambil Jabatan Sipil

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 17 Maret 2025 | 13:46 WIB
Kisah Agus Harimurti Yudhoyono, Pure Blood Rela Pensiun Dini dari TNI Sebelum Ambil Jabatan Sipil
Agus Harimurti Yudhoyono. (@agusyudhoyono/instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah sosok yang menarik dalam dunia politik Indonesia. Namanya belakangan jadi perbincangan seiring dengan pembahasan RUU TNI oleh DPR RI.

Pasalnya, AHY adalah salah satu contoh bagaimana TNI harus melepas pangkat dahulu sebelum memegang jabatan sipil. Padahal, Agus Harimurti Yudhoyono bukan tentara kaleng-kaleng. Selain latar belakang keluarganya yang pure blood dari militer, karier dan pendidikan Agus tak kalah mentereng.

Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menjalani Ujian Doktor Terbuka di Universitas Airlangga (Instagram/agusyudhoyono)
Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menjalani Ujian Doktor Terbuka di Universitas Airlangga (Instagram/agusyudhoyono)

Perjalanan Karier Agus Harimurti Yudhoyono

Lahir pada 10 Agustus 1978, AHY adalah putra sulung dari Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer Magelang dan lulus dengan predikat terbaik, menerima penghargaan Adhi Makayasa serta Pedang Trisakti Wiratama.

Karier militernya dimulai dengan bergabung di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). AHY kemudian ditugaskan dalam operasi pemulihan keamanan di Aceh pada tahun 2002. Selain itu, ia juga tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon pada tahun 2006. Selama bertugas, ia menunjukkan kompetensi tinggi dan kecakapan kepemimpinan.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas akademiknya, AHY melanjutkan studi ke luar negeri. Ia meraih gelar Master dari Harvard University di Amerika Serikat. Ia juga sempat menjalani pendidikan militer di US Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, dan lulus dengan predikat summa cum laude.

Terakhir, AHY bahkan menyandang sebagai lulusan terbaik Program Studi Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Periode Wisuda Desember 2024 di Universitas Airlangga.

Jabatan terakhirnya di TNI adalah sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning. Dengan rekam jejak yang cemerlang, AHY diprediksi akan menempati posisi strategis di TNI pada masa mendatang.

Namun, pada tahun 2016, ia mengambil keputusan besar dengan mengundurkan diri dari dinas militer. Keputusan ini diambil untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017.

Baca Juga: Ketimbang Ngebut Sahkan RUU TNI, Bivitri Tantang DPR Revisi UU Peradilan Militer, Berani?

Keputusan AHY untuk mundur dari TNI bukanlah hal yang mudah. Sebagai perwira dengan masa depan cerah, langkah ini mengejutkan banyak pihak.

Namun, AHY menegaskan bahwa ia ingin mengabdikan diri kepada masyarakat melalui jalur politik. Keputusan ini juga selaras dengan prinsip reformasi TNI yang melarang prajurit aktif terlibat dalam politik praktis.

Sesuai dengan aturan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, anggota TNI yang ingin menduduki jabatan sipil harus pensiun dini. SBY, ayahnya, juga menekankan bahwa jika ingin berpolitik, maka harus melepaskan status sebagai anggota militer.

Dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, AHY berpasangan dengan Sylviana Murni. Namun, pasangan ini gagal melaju ke putaran kedua setelah memperoleh suara paling sedikit dibandingkan dua pasangan lainnya. Kekalahan tersebut tidak membuatnya mundur dari dunia politik. Sebaliknya, ia semakin aktif dalam Partai Demokrat.

Pada tahun 2020, AHY terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, menggantikan ayahnya. Di bawah kepemimpinannya, Demokrat mencoba meraih kembali kekuatan politiknya dan menghadapi berbagai tantangan internal serta eksternal. AHY juga semakin menunjukkan perannya dalam kancah politik nasional dengan berbagai pernyataan dan kebijakan strategis.

Pada Februari 2024, AHY dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang merangkap Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kemudian, dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

Perjalanan AHY dari seorang tentara profesional hingga menjadi tokoh politik nasional menunjukkan dedikasi dan fleksibilitasnya dalam mengabdi kepada negara.

Meski meninggalkan karier militernya, ia tetap berusaha memberikan kontribusi bagi bangsa melalui jalur politik. Dengan pengalamannya di militer dan politik, AHY disinyalir menjadi sosok yang diperhitungkan dalam peta politik Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI