Selain itu, Gresik juga sering disebut sebagai Kota Santri karena banyaknya pondok pesantren serta lembaga pendidikan berbasis Islam, mulai dari Madrasah Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah, hingga perguruan tinggi Islam.
Tidak hanya dalam sektor pendidikan, masyarakat Gresik juga menghasilkan berbagai kerajinan bernuansa Islami, seperti kopyah, sarung, mukena, hingga sorban, yang menjadi bagian dari ekonomi kreatif di daerah ini.
Secara historis, Gresik dulunya bernama Kabupaten Surabaya, namun berdasarkan PP Nomor 38 Tahun 1974, pusat pemerintahan dipindahkan ke Gresik dan berganti nama menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik.
Sebagai bagian dari Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Gresik memiliki peran penting dalam pengembangan sektor pertanian, industri, perdagangan, maritim, pendidikan, dan pariwisata.
Keberadaannya sebagai sub wilayah pengembangan Jawa Timur menjadikan Gresik sebagai salah satu pusat ekonomi yang terus berkembang.
Dengan statusnya sebagai kawasan industri utama, Gresik kini semakin dikenal, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya berbagai industri modern berskala besar yang turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.