Kenali Hemifacial Spasm: Kedutan Wajah Tak Terkendali yang Bisa Ganggu Kepercayaan Diri

Senin, 17 Maret 2025 | 11:12 WIB
Kenali Hemifacial Spasm: Kedutan Wajah Tak Terkendali yang Bisa Ganggu Kepercayaan Diri
Ilustrasi Kedutan Wajah (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernahkah Anda mengalami kedutan wajah yang terus-menerus dan sulit dikendalikan? Jika ya, bisa jadi itu bukan sekadar kelelahan atau stres, melainkan hemifacial spasm. 

Kondisi ini merupakan gangguan saraf wajah yang menyebabkan kontraksi otot wajah secara berulang dan tak terkendali di satu sisi wajah.

Apa Penyebab Hemifacial Spasm?

Menurut dr. Wienorman Gunawan, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf di Bethsaida Hospital, gangguan ini terjadi akibat tekanan pembuluh darah pada saraf wajah. 

"Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung memanjang dan kehilangan elastisitasnya, sehingga dapat menekan saraf wajah. Inilah yang menyebabkan kontraksi otot wajah secara tidak normal," jelasnya seperti dikutip siaran pers yang Suara.com terima baru-baru ini.

Selain menimbulkan ketidaknyamanan, hemifacial spasm juga berdampak besar pada kepercayaan diri penderitanya, terutama pada wanita. 

Sebab, kedutan yang terus-menerus bisa mengganggu ekspresi wajah, membuat seseorang merasa malu, dan bahkan membatasi interaksi sosialnya.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Bagi penderita yang tidak membaik dengan pengobatan oral, ada dua metode utama yang dapat membantu:

Baca Juga: Biasa Ditutupi Stiker, Wajah Putri Kaesang-Erina Terungkap: Bocor Lewat Foto Keluarga Ini!

1. Microvascular Decompression (MVD)

Teknik ini dilakukan melalui prosedur operasi untuk menghilangkan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah. Dengan memisahkan saraf dari pembuluh darah yang menekannya, kontraksi otot wajah yang tidak normal dapat berkurang.

2. Injeksi Botulinum Toxin (Botox)

Metode ini lebih minim invasif dibandingkan MVD. Botox disuntikkan ke area yang mengalami kedutan untuk mengurangi kontraksi otot yang berlebihan. Terapi ini biasanya dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan pasien.

"Kedua metode ini memiliki keunggulan masing-masing dan harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf sangat penting agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat," jelas dr. Wienorman.

Bethsaida Hospital Gading Serpong melalui Brain & Spine Center menghadirkan fasilitas lengkap untuk menangani berbagai gangguan saraf, termasuk hemifacial spasm. 

Dengan teknologi medis terkini dan tim dokter spesialis yang berpengalaman, pasien bisa mendapatkan perawatan optimal sesuai kebutuhan medisnya.

dr. Luxandre Agung, General Manager Medis Bethsaida Hospital, menegaskan bahwa layanan ini dikembangkan dengan pendekatan empati.

"Kami memahami bahwa kedutan wajah bisa berlangsung lama atau bahkan seumur hidup. Penanganan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup serta kenyamanan pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari," ujarnya.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami hemifacial spasm, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dengan penanganan yang tepat, gangguan ini dapat dikendalikan, sehingga Anda bisa kembali percaya diri dan menjalani hidup dengan lebih nyaman!

Cara kerja Botox

Suntikan botox yang memblokir aktivitas saraf akan membuat otot lemah dan lumpuh sementara waktu. Pada saat inilah keriput di area penyuntikan menjadi samar atau bahkan menghilang.

Perlu diingat bahwa botox tidak bersifat permanen dan efeknya akan hilang beberapa bulan ke depannya. Meski begitu, kerutan tidak akan separah sebelumnya karena otot bakal mengerut setelah lama dilumpuhkan.

Dosis pemberian botox akan menyesuaikan keluhan kulit atau sakit otot Anda serta respons tubuh terhadap suntikan tersebut.

Banyak orang berusaha mempertahankan penampilannya dengan menyuntikkan botox pada bagian tubuh tertentu. Botox banyak digunakan untuk menghilangkan tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan kerutan di beberapa area berikut:

  • Alis
  • Dahi
  • Bibir
  • Mata
  • Garis rahang
  • Dagu
  • Leher

Jika digunakan sesuai dosis yang dibutuhkan dan diberikan dengan pengawasan ahlinya, botox tergolong dalam suntikan yang aman. Namun, beberapa efek samping berikut mungkin muncul, seperti nyeri, demam, pusing, hingga menggigil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI