Teknik ini dilakukan melalui prosedur operasi untuk menghilangkan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah. Dengan memisahkan saraf dari pembuluh darah yang menekannya, kontraksi otot wajah yang tidak normal dapat berkurang.
2. Injeksi Botulinum Toxin (Botox)
Metode ini lebih minim invasif dibandingkan MVD. Botox disuntikkan ke area yang mengalami kedutan untuk mengurangi kontraksi otot yang berlebihan. Terapi ini biasanya dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan pasien.
"Kedua metode ini memiliki keunggulan masing-masing dan harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf sangat penting agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat," jelas dr. Wienorman.
Bethsaida Hospital Gading Serpong melalui Brain & Spine Center menghadirkan fasilitas lengkap untuk menangani berbagai gangguan saraf, termasuk hemifacial spasm.
Dengan teknologi medis terkini dan tim dokter spesialis yang berpengalaman, pasien bisa mendapatkan perawatan optimal sesuai kebutuhan medisnya.
dr. Luxandre Agung, General Manager Medis Bethsaida Hospital, menegaskan bahwa layanan ini dikembangkan dengan pendekatan empati.
"Kami memahami bahwa kedutan wajah bisa berlangsung lama atau bahkan seumur hidup. Penanganan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup serta kenyamanan pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari," ujarnya.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami hemifacial spasm, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dengan penanganan yang tepat, gangguan ini dapat dikendalikan, sehingga Anda bisa kembali percaya diri dan menjalani hidup dengan lebih nyaman!
Baca Juga: Biasa Ditutupi Stiker, Wajah Putri Kaesang-Erina Terungkap: Bocor Lewat Foto Keluarga Ini!
Cara kerja Botox