Tragedi Anoreksia: Remaja 18 Tahun Meninggal Setelah Enam Bulan Hanya Bertahan dengan Air

Minggu, 16 Maret 2025 | 15:57 WIB
Tragedi Anoreksia: Remaja 18 Tahun Meninggal Setelah Enam Bulan Hanya Bertahan dengan Air
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang remaja berusia 18 tahun asal Kerala, India, Sree Nanda, meninggal dunia setelah berjuang melawan anoreksia nervosa selama sekitar enam bulan. 

Dikutip Hindustan Times, gadis tersebut diduga terpengaruh oleh portal daring yang mendorong diet ekstrem, hingga akhirnya bertahan hidup hanya dengan air. 

Kasus tragis ini menyoroti bahaya gangguan makan yang kerap diabaikan serta dampaknya yang fatal bagi kesehatan fisik dan mental.

Perjuangan Panjang Melawan Anoreksia

Menurut keluarganya, Sree Nanda mengalami anoreksia sejak lima hingga enam bulan sebelum kematiannya. Ia sering kali menyembunyikan makanan yang diberikan oleh orang tuanya dan hanya mengonsumsi air panas. 

Penurunan berat badan yang drastis membuatnya harus dirawat di rumah sakit beberapa kali. Pada akhirnya, kondisinya semakin memburuk hingga ia harus dirawat di ICU dengan berat badan hanya 24 kg. 

Dokter mencatat bahwa ia mengalami tekanan darah rendah, kadar gula dan natrium yang sangat sedikit, serta kesulitan bernapas yang mengharuskannya menggunakan ventilator. Sayangnya, meskipun mendapat perawatan intensif, ia tidak mampu bertahan.

"Berat badannya hanya 24 kg, terbaring di tempat tidur. Kadar gula, natrium, dan tekanan darahnya rendah. Dia harus menggunakan ventilator. Namun, kondisinya tidak membaik, dan dia meninggal," jelas Dr. Nagesh Manohar Prabhu, seorang dokter konsultan di Rumah Sakit Koperasi Thalaserry.

Apa Itu Anoreksia Nervosa?

Baca Juga: Aktor Senior Subarkah Hadisarjana Meninggal Dunia

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan serius yang menyebabkan seseorang memiliki ketakutan berlebih terhadap kenaikan berat badan, sehingga mereka mengadopsi pola makan yang ekstrem dan tidak sehat. 

Gangguan ini sering kali dipicu oleh faktor sosial, psikologis, dan genetik. Studi dari Columbia University Medical Centre pada 2016 menyebutkan bahwa tekanan sosial, seperti isolasi dan standar kecantikan yang mengutamakan tubuh kurus, dapat menjadi pemicu utama bagi remaja untuk mengembangkan gangguan ini.

Gangguan makan seperti anoreksia tidak hanya berdampak pada fisik tetapi juga dapat mengubah cara otak memproses makanan. Studi dari Universitas Colorado pada 2018 menemukan bahwa penderita anoreksia memiliki sirkuit otak yang berbeda dalam merespons makanan. 

Sementara kebanyakan orang menikmati makanan manis, penderita anoreksia cenderung mengaitkan rasa manis dengan peningkatan berat badan dan menghindarinya. Ini menunjukkan bahwa anoreksia bukan hanya masalah psikologis tetapi juga memiliki dampak neurologis yang kompleks.

Pelajaran dari Kasus Ini

Kematian Sree Nanda adalah pengingat serius bahwa gangguan makan bukan sekadar pola makan yang buruk, tetapi kondisi medis yang memerlukan perhatian segera. 

Dengan angka kematian 8-15%, anoreksia adalah salah satu penyakit mental paling mematikan. Oleh karena itu, penting bagi keluarga, teman, dan tenaga medis untuk lebih waspada terhadap gejala gangguan makan dan memberikan dukungan psikologis yang memadai bagi mereka yang mengalaminya 

Kesehatan mental dan fisik harus menjadi prioritas, dan masyarakat perlu lebih menyadari bahwa standar kecantikan tidak boleh mengorbankan nyawa. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda gangguan makan, segera cari bantuan profesional sebelum terlambat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI