Gangguan ini sering kali dipicu oleh faktor sosial, psikologis, dan genetik. Studi dari Columbia University Medical Centre pada 2016 menyebutkan bahwa tekanan sosial, seperti isolasi dan standar kecantikan yang mengutamakan tubuh kurus, dapat menjadi pemicu utama bagi remaja untuk mengembangkan gangguan ini.
Gangguan makan seperti anoreksia tidak hanya berdampak pada fisik tetapi juga dapat mengubah cara otak memproses makanan. Studi dari Universitas Colorado pada 2018 menemukan bahwa penderita anoreksia memiliki sirkuit otak yang berbeda dalam merespons makanan.
Sementara kebanyakan orang menikmati makanan manis, penderita anoreksia cenderung mengaitkan rasa manis dengan peningkatan berat badan dan menghindarinya. Ini menunjukkan bahwa anoreksia bukan hanya masalah psikologis tetapi juga memiliki dampak neurologis yang kompleks.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kematian Sree Nanda adalah pengingat serius bahwa gangguan makan bukan sekadar pola makan yang buruk, tetapi kondisi medis yang memerlukan perhatian segera.
Dengan angka kematian 8-15%, anoreksia adalah salah satu penyakit mental paling mematikan. Oleh karena itu, penting bagi keluarga, teman, dan tenaga medis untuk lebih waspada terhadap gejala gangguan makan dan memberikan dukungan psikologis yang memadai bagi mereka yang mengalaminya
Kesehatan mental dan fisik harus menjadi prioritas, dan masyarakat perlu lebih menyadari bahwa standar kecantikan tidak boleh mengorbankan nyawa. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda gangguan makan, segera cari bantuan profesional sebelum terlambat.