Ketupat menjadi simbol “maaf” yakni ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya. Tamu dan keluarga akan disuguhkan ketupat.
Apabila ketupat dimakan secara otomatis pintu maaf telah dibuka dan segala salah dan khilaf antar keduanya terhapus.
Untuk istilah laku papat (empat tindakan), diartikan sebagai lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Lebaran berarti akhir dan usai, yaitu menandakan telah berakhirnya waktu puasa Ramadhan dan siap menyongsong hari kemenangan.
Lalu, Luberan bermakna meluber atau melimpah, layaknya air yang tumpah dan meluber dari bak air. Pesan moralnya adalah budaya mau berbagi dan mengeluarkan sebagian harta yang lebih (luber) kepada fakir miskin, dengan begitu akan membahagiakan para fakir miskin dan diharapkan angka mengikis angka kemiskinan yang ada di negara kita.
Adapun Leburan berarti habis dan melebur yaitu momen untuk saling melebur dosa dengan saling memaafkan satu sama lain, dengan kata lain dosa kita dengan sesama dimulai dari nol kembali.
Sementara Laburan yang berasal dari kata labur atau kapur. Kapur merupakan zat padat berwarna putih yang juga bisa menjernihkan zat cair, dari ini Laburan dipahami bahwa hati seorang muslim haruslah kembali jernih nan putih layaknya sebuah kapur.
Kuliner ketupat
Ketupat pun telah berkembang akibat kreativitas kuliner di beberapa daerah. Beberapa jenis ketupat yang ada saat ini di antaranya.
Baca Juga: Lebaran Semakin Dekat! Ini Aplikasi Penghasil Uang yang Bisa Bikin THR Bertambah
1. Ketupat cabuk rambak (Solo)