Suara.com - Tanpa terasa, sudah setengah bulan Ramadhan terlewati. Berarti ada satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan saat salat witir, yakni membaca doa qunut.
Merujuk pada penjelasan Ustaz Abdul Somad di kanal YouTube ARIF INNOVAT, hukum terkait membaca doa qunut saat salat witir menyesuaikan dengan mazhab yang dianut.
"Qunut witir menurut mazhab Hanafi sunah dilakukan sepanjang tahun, full," kata UAS, ditilik pada Sabtu (15/3/2025).
"(Mazhab) Maliki tak ada begitu," imbuhnya, lalu mengungkap pengalaman selama dua tahun bermukim di Maroko yang menganut mazhab Maliki.
Pendapat berbeda disampaikan di dua mazhab yang lain, yakni Syafii dan Hambali. Untuk Indonesia sendiri kebanyakan menganut mazhab Syafi'i.
"(Mazhab) Syafii, disunahkan setelah pertengahan, dari malam 15. (Malam) 1, 2, 3, (sampai) 14 nggak ada. Masa qunut-nya sama-sama qunut subuh? Itu yang dihafal, qunut itu bebas," ujar UAS.
"Mazhab Hambali dianjurkan sepanjang tahun," lanjutnya, atau dengan kata lain mazhab Hambali dan mazhab Hanafi menganut paham yang sama.
Lalu seperti apa bacaan doa qunut untuk rutin dibaca di saat salat witir di pertengahan terakhir bulan Ramadhan?
Berikut ini adalah teks doa qunut, dalam bahasa Arab, Latin, serta artinya:
Baca Juga: Inspirasi Ide Menu Buka Puasa Sehat dan Sederhana, Kuncinya Cuma 4 Ini!

للّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
"Allahummahdini fi man hadait, wa 'afini fi man 'afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barikli fi ma a'thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha 'alaik, wa innahu la yazillu man walait, wa la ya'izzu man 'adait, tabarakta rabbana wa ta'alait, fa lakal hamdu a'la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu 'ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallam."
Yang artinya, "Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk, dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka yang Engkau beri ampun, dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau pelihara, dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau karuniakan pada mereka, dan selamatkan aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum, maka sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi, Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.
Maka bagi Engkau segala puji atas yang Engkau hukumkan, aku mohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau, dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya."