Kisah Inspiratif! Ibrahim bin Adham dan Rahasia Malam Lailatul Qadar

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 15 Maret 2025 | 17:10 WIB
Kisah Inspiratif! Ibrahim bin Adham dan Rahasia Malam Lailatul Qadar
Kisah Ulama yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam kalender Islam, yang diyakini lebih baik daripada seribu bulan. Dalam Al-Qur’an, malam ini disebutkan dalam Surah Al-Qadr, yang menegaskan betapa mulianya malam ini, di mana para malaikat turun dan doa-doa yang dipanjatkan akan diterima. Lailatul Qadar sering kali datang di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, dan umat Islam berlomba-lomba mencari keberkahannya dengan meningkatkan ibadah, doa, dan amal shaleh.

Namun, ada sebuah kisah yang sangat menarik mengenai seorang ulama besar yang mendapatkan kesempatan langka untuk merasakan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Kisah ini datang dari sosok yang sangat dihormati dalam sejarah Islam, Ibrahim bin Adham, seorang ulama dan sufi besar yang dikenal dengan kehidupan zuhud dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Kisah ini bukan hanya menggambarkan tentang bagaimana Ibrahim bin Adham mendapatkan malam Lailatul Qadar, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kesungguhan dalam mencari keridhaan Allah.

Kisah Ulama yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Kisah Ulama yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Kisah Ulama yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Ibrahim bin Adham adalah seorang ulama terkenal dari zaman dinasti Umayyah. Beliau dikenal sebagai seorang yang memiliki kehidupan sederhana dan zuhud, menjauhi kemewahan duniawi demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibrahim bin Adham berasal dari keluarga yang terhormat dan kaya raya, namun beliau memilih untuk meninggalkan kemewahan dunia dan hidup lebih dekat dengan kehidupan spiritual.

Beliau dikenal dengan sikapnya yang sangat rendah hati, tidak mementingkan status sosial, dan sangat perhatian terhadap penderitaan umat. Salah satu hal yang paling mencolok dari kehidupannya adalah kesungguhannya dalam beribadah dan mencari keridhaan Allah SWT. Ibrahim bin Adham seringkali menghabiskan waktu untuk berdoa, berzikir, dan merenung tentang kehidupan.

Lantas, seperti apa kisah ulama yang mendapatkan malam Lailatul Qadar?

Melansir laman NU Online, kitab Hilyah al-Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’, Imam al-Hafidh Abu Na’im al-Ashfahani mencatat sebuah riwayat tentang Imam Ibrahim bin Adham saat diajak mencari lailatul qadar di Madinah. Berikut ini riwayatnya:

"Abdullah bin Muhammad bercerita, Abdullah bin Zakariya bercerita, Musa bin Abdullah al-Thursusi bercerita, ia berkata: “Aku mendengar Abu Yusuf al-Ghasuli Ya’qub bin al-Mughirah berkata: ‘Kami bersama Ibrahim bin Adham saat panen di bulan Ramadhan'.

Dikatakan kepadanya: ‘Wahai Abu Ishaq, andaikan kau masuk bersama kami ke Madinah, kemudian (menghabiskan) sepuluh hari terakhir berpuasa di Madinah, boleh jadi kita akan mendapatkan lailatul qadar'.

Lalu Ibrahim bin Adham mengatakan: ‘Lakukanlah di sini (sekarang juga), dan kerjakan amal dengan baik. Bagi kalian, setiap malam adalah lailatul qadar’”, (Imam al-Hafidh Abu Na’im al-Ashfahani, Hilyah al-Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1988, juz 8, halaman 378).

Baca Juga: Menteri Bahlil Mau Perangi Mafia Migas, Minta Doa dan Dukungan Ulama Tebuireng

Apa yang dikemukakan oleh Ibrahim bin Adham di atas adalah hal biasa di antara ulama’ul ‘arifin di masa lampau, yaitu orang-orang yang menghidupkan hari-harinya dengan lailatul qadar. Mereka menganggap setiap hari adalah lailatul qadar, di mana aktivitas dan rajinnya ibadah mereka tidak bersifat harian, mingguan atau bulanan. Melainkan setiap hari mereka beramal seperti orang yang beramal mengharapkan lailatul qadar (mitslul ‘amil fi lailatil qadr).

Meski begitu, hal ini tidak bermaksud menyalahkan orang yang mulai giat beribadah di sepuluh hari terakhir, karena itu adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan. Kisah di atas sekadar menggambarkan seperti apa cara pandang lain dari para ulama tentang pengamalan lailatul qadar dalam kehidupan sehari-hari.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI