Berkaca dari Sikap Orang Tua Arra, Ini Efek Buruk Jahili Anak sampai Nangis

Nur Khotimah Suara.Com
Sabtu, 15 Maret 2025 | 07:00 WIB
Berkaca dari Sikap Orang Tua Arra, Ini Efek Buruk Jahili Anak sampai Nangis
Orang tua Arra, Billi Sandi Pratama dan Mega Vallentina. (Instagram/megavallentina)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viral sebuah video di media sosial yang menampilkan TikToker cilik bernama Arra menangis histeris karena dijahili oleh orang tuanya sendiri, yakni Billi sandi Pratama dan Mega Vallentina.

Dalam rekaman yang beredar, Arra terlihat ketakutan dan menangis. Sementara orang tuanya justru terlihat asyik merekam dan tertawa melihat reaksinya.

Alhasil, video tersebut mendapat kecaman dari warganet karena dianggap tidak hanya merugikan anak sendiri, tetapi juga mengganggu kenyamanan penumpang lain.

Beragam komentar pedas pun bermunculan yang menyudutkan orang tua Arra karena dianggap telah melakukan hal yang konyol.

"Memang orang tuanya agak Laen," komentar salah satu netizen. "Aku yang anak nangis di pesawat aja udah panik takut orang gak nyaman," timpal netizen lainnya.

Di sisi lain, warganet juga mengkritik orang tua Arra karena ada dampak buruk bagi kesehatan anak ketika sering menjahili anak sampai menangis.

Apakah benar demikian? Mari kita cek faktanya

Ada dampak yang lebih serius jika terlalu sering menjahili anak sampai menangis ketakutan.
Ada dampak yang lebih serius jika terlalu sering menjahili anak sampai menangis ketakutan.

Mengutip dari laman Halodoc, benar adanya bahwa sering menjahili anak sampai menangis akan berdampak buruk bagi perkembangan anak, terutama kesehatan mentalnya.

Sebab, anak selalu menjadikan orang tua sebagai teladan utama dalam membedakan antara yang benar dan salah.

Baca Juga: Orang Tua Tiktoker Arra Tak Merasa Salah dalam Mendidik Anaknya Usai Dihujat: Kita Bener Kok Ngurusnya

Anak menganggap orang tua sebagai sumber kebenaran yang dapat diandalkan. Namun, jika suatu saat anak mendapati bahwa apa yang diajarkan ternyata tidak benar, kepercayaan mereka terhadap dunia luar pun bisa terguncang.

Jadi, tidak mengherankan jika ketika orang tua melakukan kejahilan serius seperti menakut-nakuti atau berbohong, anak mulai merasa kecewa, sehingga ia berangsung-angsur tak lagi melihat orang tua sebagai panutan.

Maka dari itu, tumbuh kembang anak harus menjadi perhatian utama orang tua sejak dini, seperti bagaimana menjaga mental dan psikologis anak, terutama dalam memahami perasaan mereka.

Kemudian, anak sebaiknya merasa aman karena adanya orang tua. Dengan adanya rasa aman, anak tidak akan takut untuk berbagi isi hati dan pemikirannya, sehingga kepercayaan antara orang tua dan anak akan terus tumbuh hingga dewasa.

Mengutip sumber lain dari Tanoto Foundation, ada dampak yang lebih serius jika terlalu sering menjahili anak sampai menangis ketakutan.

Salah satu dampak yang cukup serius adalah anak kecil akan mudah merasa cemas jika selalu ditakuti.

Masalahnya, perasaan was-was dan mudah cemas itu akan dibawa sampai ia dewasa sehingga rentan mengalami masalah mental karena tekanan hidup.

Maka, ditekankan jika menakut-nakuti anak bukanlah lelucon yang sehat. Semua itu berawal dari rasa takut yang kemudian berkembang menjadi kecemasan, bahkan bisa berujung pada trauma mendalam.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI