Sepanjang tahun 1980-an hingga 1990-an, PFN banyak memproduksi film-film edukasi, dokumenter, serta film bertema sejarah dan nasionalisme, termasuk Pengkhianatan G30S/PKI. Namun, memasuki era 2000-an, PFN mengalami kemunduran akibat perubahan industri film dan minimnya inovasi, sehingga produksi film pun menurun drastis.
Untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, pemerintah kemudian mengarahkan PFN untuk bertransformasi menjadi perusahaan berbasis digital content creation dan studio animasi. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan PFN dalam industri kreatif Indonesia.