Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih berjalan meski di bulan Ramadan 2025. Siswa sekolah menengah mendapatkan menu MBG berupa makanan kemasan selama bulan puasa.
Menu MBG bukan lagi nasi dan lauk pauk, namun berisi biskuit, sereal instan, roti, hingga buah. Hal ini sontak menuai berbagai respons, salah satunya dari Ahli Gizi Dokter Tan Shot Yen.
Menurut dokter Tan, pemberian makanan utra-proses bisa membangun kebiasaan konsumsi yang tak sehat. Apalagi produk-produk tersebut diberikan langsung ke sekolah-sekolah.
"Anak akan berasumsi semua produk serupa baik. Pasahal kastanya banyak," tulis dokter Tan di akun Instagram, dikutip Kamis (13/3/2025).
"Dikira produk utra-proses baik-baik saja. Sementara studi di negeri orang banyak membahas kaitanya dengan masalah kesehatan," imbuhnya.
Lebih lanjut, dokter Tan menyarankan MBG selama bulan Ramadan bisa diganti dengan produk lokal dan real food.
"Di saat puasa, dapur MBG bisa bikin lemper, arem-arem, semar mendem, lepet kacang merah, jalangkote, bingka, telur pindang, aneka baceman, otak-ottak, kroket yang bahannya lokal," tukas dokter Tan.
"Jauh lebih nikmat, sehat, halal dan thayibban tanpa campur tangan senyawa pabrikan. Tahan lama? pasti. Masa kalah dengan ibu-ibu produsen jajan pasar di pasar subuh?" tandasnya.
Baca Juga: Gizi Anak dan UMKM: Bagaimana Produk Lokal Bisa Berkontribusi?